livescoreasianbookie.com– Di pertandingan pembuka Grup Champions League 2025/26, FC Copenhagen dan Bayer Leverkusen terlibat duel sengit yang akhirnya berakhir imbang 2-2. Leverkusen sempat tertinggal dua kali, tapi berhasil menyelamatkan satu poin lewat gol Grimaldo dan own goal Hatzidiakos di injury time. Bagi Copenhagen, rasa kecewa pasti ada karena hampir saja meraih kemenangan kandang. Tapi mereka tunjukkan karakter kuat. Berikut rekap lengkap + insight match, plus implikasi ke depan.
Latar Sebelum Kick-Off: Ekspektasi & Persiapan
-
Leverkusen datang ke Kopenhagen dengan status juara Bundesliga 2023/24 — harapan besar untuk tampil baik di panggung Eropa. Tapi mereka juga hadapi problem cedera & absensi pemain penting. Nathan Tella dipastikan absen karena cedera lutut. Alternatif disiapkan seperti Eliesse Ben Seghir, Claudio Echeverri, Ibrahim Maza.
-
Copenhagen, sebagai tuan rumah, berusaha memanfaatkan momentum & dukungan suporter. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bukan hanya ikut-ikutan, tapi mampu bersaing di grup ini. Form mereka di liga domestik cukup stabil.
-
Head-to-head antara kedua klub sebelum match ini menunjukkan Leverkusen unggul. Copenhagen belum pernah menang lawan Leverkusen dalam beberapa pertemuan. AiScore
Jalannya Pertandingan: Pemimpin Berubah, Grimaldo & OT yang Menyelamatkan
Babak Pertama: Copenhagen Pukau Sejak Awal
FC Copenhagen tampil agresif dari awal. Baru di menit ke-9, mereka unggul lewat Jordan Larsson yang memanfaatkan umpan silang Elias Achouri. Gol cepat ini membawa momentum ke tuan rumah—serangan melalui sayap, crossing, percobaan menggoyang pertahanan Leverkusen.
Leverkusen di babak pertama terlihat kesulitan untuk keluar dari tekanan. Kiper Mark Flekken banyak melakukan penyelamatan agar skornya tidak bertambah lebih jauh. Copenhagen punya beberapa peluang lagi tapi tak bisa memaksimalkan.
Babak Kedua: Leverkusen Bangkit & Drama di Menit Akhir
Setelah turun minum, Leverkusen memperlihatkan perubahan. Mereka lebih agresif di lini tengah, mencoba ditembus area pertahanan Copenhagen. Beberapa peluang dibuat tetapi Copenhagen kembali menunjukan pertahanan yang rapat dan kiper Kotarski yang sigap.
Di menit ke-82, Leverkusen mendapatkan hadiah: tendangan bebas oleh Alejandro Grimaldo yang melengkung dan mengenai underside mistar gawang — gol penyeimbang yang sangat penting.
Namun keunggulan Copenhagen kembali hadir lewat Robert yang menyambut umpan silang dengan sundulan rendah menjebol gawang Leverkusen, membuat skor berubah jadi 2-1.
Leverkusen kemudian terus menekan. Dan akhirnya di injury time, masuk substitute Claudio Echeverri melakukan penetrasi ke dalam kotak, umpan silang dari dia membentur Pantelis Hatzidiakos dan masuk ke gawang sendiri — gol buntut yang menyelamatkan satu poin untuk Leverkusen. Dramatis banget.
Statistik & Fakta Menarik
-
Skor akhir: 2-2 antara Copenhagen vs Leverkusen.
-
Gol oleh Jordan Larsson (9′) dan Robert (86′) untuk Copenhagen, serta Grimaldo (82′) dan own goal Hatzidiakos (injury time) untuk Leverkusen.
-
Copenhagen mendominasi babak pertama, menciptakan lebih banyak peluang, tetapi di babak kedua Leverkusen mulai bangkit secara taktik dan mental.
-
Beberapa pemain Leverkusen absen (seperti Tella) yang mempengaruhi opsi ofensif mereka, tetapi pengganti seperti Echeverri tampil krusial.
Kelebihan & Kelemahan Kedua Tim
Copenhagen
Kelebihan:
-
Memulai pertandingan dengan sangat baik, gol cepat, dan bagaimana mereka menguasai permainan di babak pertama.
-
Pemain seperti Jordan Larsson dan Elias Achouri tampil impresif dalam menciptakan ancaman dari sayap.
-
Pertahanan dan kiper Kotarski cukup kuat, mampu mempertahankan keunggulan dua kali sebelum Leverkusen menyamakan.
Kelemahan:
-
Kurang kejelian dalam menjaga skor ketika berada unggul — kesalahan di lini belakang terkait pengawasan terhadap crossing dan set piece.
-
Mental defensif agak goyah di menit-menit akhir; tekanan Leverkusen membuat mereka kesulitan meredam serangan terakhir.
-
Eceverri sebagai pengganti bisa masuk — tapi tekanan menit akhir memaksa kesalahan yang menguntungkan Leverkusen.
Bayer Leverkusen
Kelebihan:
-
Mental pantang menyerah: meski tertinggal dua kali, mereka tetap berusaha sampai menit akhir dan berhasil selamatkan satu poin.
-
Grimaldo terus menunjukkan kemampuan tendangan bebas yang mematikan sebagai senjata spesial.
-
Kedalaman skuad: meski ada cedera, mereka punya opsi seperti Echeverri yang masuk dan membantu.
Kelemahan:
-
Babak pertama adalah masalah: mereka kurang agresif, kesulitan membongkar pertahanan Copenhagen.
-
Terlalu bergantung pada situasi bola mati untuk menciptakan peluang besar.
-
Ketidakmampuan memanfaatkan keunggulan operasional di babak kedua lebih awal — kehilangan momentum yang bisa menghasilkan gol lebih cepat.
Implikasi & Apa Artinya ke Depan
-
Untuk Leverkusen, satu poin ini mungkin terasa tipis, tapi sangat penting – terutama di grup Liga Champions, di mana tiap poin sangat berharga. Bisa jadi modal psikologis untuk pertandingan tandang berikutnya.
-
Copenhagen, dengan performa seperti ini, menunjukkan bahwa mereka bisa jadi pihak pengganggu di grup. Tapi mereka juga harus belajar untuk mempertahankan keunggulan lebih baik.
-
Statistik head-to-head menunjukkan bahwa Leverkusen punya rekor bagus melawan Copenhagen, tapi hasil imbang seperti ini menandakan bahwa Copenhagen makin dekat levelnya.
-
Dari sisi Leverkusen, absennya pemain offensif membuat mereka kurang maksimal. Jika mereka bisa pulihkan pemain seperti Tella, performa bisa lebih meyakinkan. Copenhagen juga harus memperkuat opsi defensif di menit akhir.
Sorotan Pemain
-
Jordan Larsson (Copenhagen): Gol awalnya yang cepat memberi dorongan besar bagi timnya. Terutama pergerakan dan positioning yang solid.
-
Alejandro Grimaldo (Leverkusen): Gol tendangan bebas di menit ke-82 yang memicu comeback. Salah satu faktor penyeimbang.
-
Robert (Copenhagen): Sundulan rendah yang menunjukkan bahwa mereka tetap punya ancaman dari situasi crossing.
-
Claudio Echeverri (Leverkusen): Masuk sebagai pengganti, namun miliki peran besar – cross buat own goal, yang pada akhirnya menyelamatkan poin.
-
Pantelis Hatzidiakos (Copenhagen): Meski lakukan own goal yang bikin kecewa, sebelumnya pertahanan Copenhagen lumayan solid.
Rasa & Nilai dari Hasil Seri Ini
Kalau menurut gue, match ini sangat menggambarkan bagaimana di Liga Champions, karakter dan detil kecil bisa jadi penentu. Copenhagen tampil bagus dan sempat mengontrol permainan, tapi Leverkusen menunjukkan mengapa mereka punya reputasi sebagai tim kelas atas: mereka mampu menahan tekanan, tetap menjaga kepercayaan, dan memanfaatkan peluang yang muncul—termasuk dari situasi bola mati dan momen titik lemah lawan.
Hasil 2-2 bukan kemenangan untuk Leverkusen, tapi jauh dari kekalahan. Dari sudut pandang mereka, poin ini bisa dianggap diselamatkan. Untuk Copenhagen, ada rasa “sedikit kehilangan” karena hampir saja meraih tiga poin, tapi performanya memberi banyak harapan.
Serie pertandingan ini mengingatkan bahwa di level Eropa, memimpin bukan segalanya — menjaga keunggulan dan fokus sampai peluit akhir juga sama pentingnya. Copenhagen vs Leverkusen kali ini adalah duel yang seimbang, penuh drama, dan penuh pelajaran.