livescoreasianbookie.com – Tottenham Hotspur menunjukkan performa luar biasa dalam lawatannya ke markas baru Everton FC, Hill Dickinson Stadium, Minggu 26 Oktober 2025. Pasukan asuhan Thomas Frank berhasil mempermalukan tuan rumah dengan skor 3-0, lewat dua gol bek asal Belanda Micky van de Ven dan satu tambahan gol telat dari Pape Matar Sarr.
Kemenangan ini menandai hasil bersejarah — Spurs menjadi tim pertama yang berhasil menang di stadion baru Everton. Bagi The Toffees, kekalahan ini bukan hanya soal kehilangan poin, tapi juga soal mental dan efektivitas yang kembali dipertanyakan di hadapan publik sendiri.
Babak Pertama – Ketajaman Spurs di Bola Mati
Everton memulai laga dengan semangat tinggi, didorong sorakan ribuan fans di stadion kebanggaan mereka yang baru diresmikan awal musim ini. David Moyes menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan Dominic Calvert-Lewin sebagai ujung tombak, didukung oleh Jack Harrison dan Dwight McNeil di sisi sayap.
Tottenham di sisi lain tampil dengan taktik 4-3-3 milik Thomas Frank yang menekankan kecepatan transisi dan variasi bola mati, sesuatu yang menjadi senjata utama mereka musim ini.
Namun hanya butuh waktu 19 menit bagi Spurs untuk membuka keunggulan. Dari situasi sepak pojok, James Maddison mengirim bola lambung yang disambut sundulan keras Van de Ven. Bola menukik tajam ke sisi kanan gawang Jordan Pickford dan membuat Tottenham unggul 1-0.
Everton sempat mencoba bangkit. Calvert-Lewin mendapat peluang emas di menit ke-27 setelah umpan silang McNeil, tapi sundulannya masih menyamping. Lima menit berselang, umpan silang Ashley Young sempat menciptakan kemelut di kotak penalti Spurs, namun Guglielmo Vicario dengan sigap menepis peluang berbahaya itu.
Saat publik tuan rumah berharap skor segera berubah, Tottenham justru menggandakan keunggulan lewat situasi yang hampir identik. Menjelang akhir babak pertama, Maddison kembali mengirim bola ke tengah kotak penalti, kali ini dari sisi kiri. Van de Ven yang tidak terkawal menanduk bola ke pojok gawang — dua gol dari bek tengah di satu babak, sekaligus membungkam Hill Dickinson.
Babak pertama berakhir 2-0 untuk Tottenham. Statistik menunjukkan Everton memegang 55% penguasaan bola, tapi Spurs jauh lebih efisien dengan tiga tembakan tepat sasaran dan dua berujung gol.
Baca juga tentang :
- Roma vs Viktoria Plzeň – Kejutan Besar di Olimpico: Plzeň Buang Roma di Rumah
- AC Milan vs Pisa SC – Drama di San Siro: Milan “Menang Angin”, Pisa Terhindar dari Kekalahan
Babak Kedua – Everton Dominan Tapi Tak Efektif
Memasuki babak kedua, Moyes melakukan perubahan cepat. Idrissa Gueye masuk menggantikan Onana untuk menambah tenaga di lini tengah. Everton mencoba menekan dengan ritme cepat dan serangan sayap, memanfaatkan overlapping dari Vitaliy Mykolenko.
Tottenham di sisi lain tidak terburu-buru. Mereka menurunkan blok pertahanan, menjaga jarak antar lini agar Everton kesulitan menembus area sepertiga akhir. Richarlison dan Son Heung-min sering turun membantu pressing dari sisi sayap, memaksa bola kembali ke belakang.
Everton memiliki peluang terbaiknya di menit ke-64 melalui Harrison, tapi tembakannya masih bisa ditepis Vicario. Tak lama kemudian, VAR sempat memeriksa potensi penalti setelah bola mengenai tangan Van de Ven, namun wasit menilai tidak ada unsur kesengajaan.
Tottenham tetap disiplin dan sabar. Keunggulan dua gol membuat mereka lebih nyaman bermain reaktif, menunggu celah dari serangan Everton. Sementara lini tengah Spurs yang dikomandoi oleh Yves Bissouma dan Bentancur sukses menetralkan aliran bola tuan rumah.
Menjelang akhir laga, kelelahan Everton mulai terlihat. Tottenham memanfaatkan momentum di menit ke-89 untuk mengunci kemenangan. Sebuah serangan cepat diawali umpan vertikal Maddison menuju Richarlison yang lolos di sisi kanan. Eks pemain Everton itu dengan dingin mengirim bola ke tengah kotak penalti, di mana Pape Matar Sarr berdiri bebas dan menuntaskannya dengan sepakan keras ke pojok gawang.
Skor akhir 3-0 untuk Tottenham, kemenangan tandang yang sangat penting bagi perjalanan mereka di Premier League musim 2025/26.
Analisis Taktik
Tottenham bermain dengan gaya khas Thomas Frank — efisien, struktural, dan klinis dalam bola mati. Kedua gol Van de Ven memperlihatkan betapa Spurs telah bertransformasi menjadi tim yang tajam dalam situasi set-piece, sesuatu yang dulu sering menjadi kelemahan mereka di era sebelumnya.
Kunci lain ada pada keseimbangan lini tengah. Bissouma dan Bentancur menjaga ritme permainan agar Everton tidak bisa menekan dengan intensitas tinggi. Maddison memainkan peran vital sebagai pengatur tempo sekaligus pengirim bola-bola mati mematikan.
Everton sebenarnya tidak bermain buruk dalam penguasaan bola, tapi mereka gagal menciptakan peluang berbahaya yang terencana. Moyes tampak mencoba bermain agresif dengan formasi 4-2-3-1 yang kadang berubah menjadi 4-4-2 ketika menyerang, tapi struktur pertahanan Spurs terlalu solid.
Masalah utama Everton terletak pada transisi balik — setiap kali kehilangan bola, jarak antar pemain terlalu renggang, membuat Spurs bisa membangun serangan cepat.
Pemain Kunci
Micky Van de Ven (Tottenham) – Bek tengah asal Belanda ini tampil luar biasa. Dua gol dari bola mati serta disiplin di lini belakang membuatnya menjadi man of the match mutlak.
James Maddison (Tottenham) – Dua assist dari sepak pojok dan kontrol tempo yang rapi di lini tengah membuktikan peran kreatifnya masih sangat vital.
Guglielmo Vicario (Tottenham) – Melakukan tiga penyelamatan krusial, termasuk satu peluang one-on-one dengan Calvert-Lewin.
Pape Matar Sarr (Tottenham) – Menutup laga dengan gol yang mempertegas dominasi Spurs.
Dwight McNeil (Everton) – Salah satu pemain Everton yang paling aktif dalam menciptakan peluang meski minim hasil.
Statistik Pertandingan
- 
Skor akhir: Everton 0 – 3 Tottenham 
- 
Penguasaan bola: Everton 54% – Tottenham 46% 
- 
Total tembakan: Everton 9 – Tottenham 11 
- 
Tepat sasaran: Everton 3 – Tottenham 6 
- 
Corner: Everton 4 – Tottenham 7 
- 
Pelanggaran: Everton 11 – Tottenham 9 
- 
Kartu kuning: Everton 2 – Tottenham 1 
Sumber data: ESPN Premier League Stats 2025/26
Dampak Bagi Kedua Tim
Tottenham Hotspur
Kemenangan ini membuat Spurs kokoh di posisi tiga besar klasemen sementara Premier League 2025/26, hanya terpaut empat poin dari puncak klasemen. Lebih dari sekadar hasil, performa ini memperlihatkan kematangan taktik Frank dalam memaksimalkan potensi pemain bertahan dan transisi cepat.
Dengan rekor tandang luar biasa — 13 poin dari 15 laga tandang terakhir — Tottenham kini disebut sebagai tim paling berbahaya di luar kandang musim ini.
Everton
Bagi Everton, hasil ini menjadi tamparan keras. Setelah performa solid di awal musim, tim asuhan Moyes kembali tersandung akibat kurangnya efektivitas di lini depan dan kelemahan dalam mengantisipasi bola mati.
Hill Dickinson Stadium yang awalnya diharapkan menjadi benteng baru justru menjadi saksi kekalahan terbesar mereka sejauh ini. Moyes kini menghadapi tekanan besar untuk memperbaiki keseimbangan tim dan meningkatkan mental pemain.
Reaksi Usai Pertandingan
Pelatih Tottenham Thomas Frank memuji karakter timnya:
“Kami tahu Everton punya atmosfer luar biasa di rumah baru mereka, jadi kami harus disiplin dan efisien. Dua gol dari Micky adalah bukti kerja keras latihan kami dalam set-piece. Ini kemenangan yang pantas.”
Sementara David Moyes mengakui kerapuhan timnya:
“Kami tidak kalah karena tak berusaha, tapi karena kehilangan fokus dalam momen penting. Gol pertama mengubah arah pertandingan, dan kami tak pernah bisa benar-benar bangkit setelah itu.”
Fakta Menarik
- 
Van de Ven menjadi bek pertama Spurs yang mencetak dua gol dalam satu laga Premier League sejak 2013 (setelah Jan Vertonghen). 
- 
Hill Dickinson Stadium akhirnya “ditaklukkan” tim tamu setelah enam laga tanpa kekalahan bagi Everton. 
- 
Maddison mencatatkan assist ke-6 musim ini, menempati posisi kedua dalam daftar pencetak assist liga di bawah Phil Foden. 
- 
Tottenham mencatat clean sheet keempat musim ini di laga tandang — tertinggi di liga sejauh ini. 
Refleksi & Pelajaran
Everton harus segera memperbaiki organisasi pertahanan dalam menghadapi bola mati dan belajar mengelola tempo ketika tertinggal. Kelemahan mereka dalam duel udara menjadi titik lemah yang berulang.
Tottenham, di sisi lain, menunjukkan keseimbangan luar biasa antara struktur pertahanan dan efektivitas serangan. Ini bukan kemenangan yang spektakuler secara gaya, tapi efisien secara strategi — cerminan tim yang tahu bagaimana “menang di waktu yang tepat”.
Pertandingan Everton vs Tottenham menjadi bukti bahwa sepak bola modern ditentukan oleh efisiensi dan disiplin taktik, bukan sekadar dominasi bola. Spurs tampil seperti mesin terlatih: dua gol dari Van de Ven dan satu dari Sarr menunjukkan kualitas di semua lini.
Bagi Everton, kekalahan ini membuka pekerjaan rumah besar bagi Moyes: memperbaiki set-piece defense dan menambah ketajaman di depan gawang.
Bagi Tottenham, kemenangan tandang ini bukan sekadar tiga poin — ini adalah pernyataan kuat bahwa mereka siap bersaing memperebutkan gelar musim ini.
