livescoreasianbookie.com – Pertandingan Inter Milan vs Lazio di Stadion Giuseppe Meazza pada pekan ke-12 Serie A 2025/26 jadi panggung besar bagi Simone Inzaghi.
Pelatih Inter itu menghadapi mantan timnya — klub yang membesarkan namanya — dan kembali membuktikan bahwa era dominasi Nerazzurri belum berakhir.
Dengan kemenangan telak 3-0, Inter tampil dominan dari awal hingga akhir. Gaya pressing tinggi, transisi cepat, dan efektivitas luar biasa di depan gawang membuat Lazio tak berkutik.
Ini bukan sekadar tiga poin, tapi pernyataan bahwa Inter masih jadi favorit utama scudetto musim ini.
Pra-Laga: Dua Tim, Dua Situasi
Inter Milan – Mesin Stabil yang Tak Menurun
Simone Inzaghi membangun Inter sebagai tim paling komplet di Italia: seimbang di semua lini, taktis, dan bermental juara.
Setelah sempat ditahan imbang pekan lalu, mereka datang ke laga ini dengan tekad penuh.
Formasi: 3-5-2 klasik, dengan Lautaro dan Thuram di depan, Barella dan Mkhitaryan menguasai tengah, serta Dumfries dan Dimarco jadi motor serangan sayap.
Kekuatan utama Inter tetap sama: organisasi, tekanan kolektif, dan fluid system yang memungkinkan mereka menyerang dari berbagai sisi.
Lazio – Ketergantungan pada Kreativitas Individual
Di sisi lain, Lazio datang dengan performa naik turun. Maurizio Sarri masih mencari keseimbangan setelah beberapa rotasi gagal memberi hasil maksimal.
Ciri khas: permainan posisional berbasis operan cepat, tapi sering mandek di sepertiga akhir.
Masalah utama: minimnya kontribusi dari lini depan selain Immobile.
Laga tandang ke Meazza bukan hal mudah — dan itu terbukti sepanjang pertandingan.
Babak Pertama – Inter Langsung Menggigit
Kick-off baru berjalan 12 menit, Inter sudah menunjukkan intensitas tinggi.
Pressing mereka memaksa Lazio kehilangan bola di area berbahaya.
Menit ke-14, Lautaro Martínez membuka keunggulan lewat gol indah hasil kombinasi cepat dengan Thuram.
Berawal dari serangan kanan Dumfries, bola disodorkan ke Barella yang memberikan umpan terobosan akurat. Lautaro mengontrol dengan satu sentuhan lalu melepaskan tembakan ke sudut kiri gawang — 1-0 untuk Inter.
Lazio mencoba membalas melalui Luis Alberto, tapi dua tembakannya berhasil diamankan Sommer.
Di menit ke-34, Inter menggandakan keunggulan: Marcus Thuram mencatatkan namanya di papan skor setelah memanfaatkan crossing rendah dari Dimarco.
Inter menutup babak pertama dengan keunggulan 2-0 — tak hanya secara skor, tapi juga secara taktik. Lazio bahkan kesulitan keluar dari tekanan tinggi Nerazzurri.
Babak Kedua – Dominasi Total
Maurizio Sarri mencoba menyegarkan lini tengah dengan memasukkan Guendouzi menggantikan Vecino. Namun perubahan ini tak banyak mengubah arah pertandingan.
Inter tetap agresif, menjaga blok tinggi, dan setiap kehilangan bola langsung direbut kembali dalam tiga detik (counter-pressing efektif).
Di menit ke-67, pertandingan seolah berakhir setelah Hakan Çalhanoğlu mencetak gol ketiga lewat tendangan bebas spektakuler dari jarak 25 meter.
Lazio tak mampu menciptakan peluang berarti selain satu tembakan jarak jauh Immobile yang membentur tiang di menit ke-81.
Sampai peluit panjang berbunyi, skor 3-0 bertahan — dominasi mutlak Inter di kandang sendiri.
Statistik Pertandingan
| Statistik | Inter Milan | Lazio |
|---|---|---|
| Penguasaan Bola | 57% | 43% |
| Total Tembakan | 19 | 7 |
| Tembakan Tepat Sasaran | 8 | 2 |
| Akurasi Operan | 89% | 82% |
| Peluang Besar | 5 | 1 |
| Corner | 7 | 3 |
| Pelanggaran | 10 | 13 |
| Skor Akhir | 3 | 0 |
Analisis Taktikal
Simone Inzaghi: Menang Dengan Identitas
Inter bermain dengan struktur 3-5-2 yang fleksibel, tapi kunci kemenangan ada di dua hal: rotasi cepat antar-lini dan overload di sisi kanan.
Skema kunci:
-
Dumfries – Barella – Thuram sering menciptakan segitiga di sisi kanan untuk menarik full-back Lazio keluar posisi.
-
Çalhanoğlu bermain lebih dalam, mengatur tempo sekaligus membuka ruang bagi Barella untuk naik.
-
Bastoni dan Dimarco tetap agresif dari sisi kiri, menjaga keseimbangan serangan.
Hasilnya? Lazio kelelahan mengikuti pergerakan tanpa bola Inter.
Mereka dipaksa bertahan terlalu dalam dan gagal menjaga jarak antar lini.
Maurizio Sarri: Terjebak Dalam Skema Lawan
Sarri mencoba tetap memainkan pola build-up short, tapi pressing Inter membuat Lazio jarang bisa melewati sepertiga pertama.
Setiap upaya progresi melalui Luis Alberto langsung dibaca oleh Barella dan Çalhanoğlu.
Masalah terbesar Lazio:
-
Tidak ada koneksi vertikal cepat.
-
Overload lawan di sisi kanan terlalu sulit diimbangi.
-
Ketika Immobile diisolasi, tidak ada opsi kreatif alternatif.
Lazio terlihat seperti tim yang kalah secara ide sebelum kalah di papan skor.baca juga tentang Cardanoir Card games.
Pemain Terbaik Pertandingan
Lautaro Martínez (Inter Milan)
2 gol dalam dua laga terakhir, 1 gol malam ini, dan 1 assist tak resmi untuk Thuram.
Kapten Argentina ini lagi-lagi menunjukkan leadership luar biasa dan ketajaman instingtif.
Statistik:
-
1 Gol
-
4 Tembakan Tepat Sasaran
-
90% Akurasi Operan
-
7 Du duel Menang
“Kami tahu Lazio tim bagus, tapi kami harus menunjukkan siapa kami. Kami tidak boleh kehilangan identitas Inter,” ujar Lautaro seusai laga.
Hakan Çalhanoğlu
Kontrol tempo dan distribusi bola cerdas. Gol tendangan bebasnya menutup malam sempurna Inter.
Marcus Thuram
Assist dan gol — pembuktian bahwa chemistry-nya dengan Lautaro sudah kelas dunia.
Reaksi Pasca-Laga
Simone Inzaghi (Pelatih Inter):
“Saya menghormati Lazio, tapi hari ini kami tampil nyaris sempurna. Intensitas dan struktur permainan kami kembali seperti musim lalu. Saya bangga dengan sikap tim.”
Maurizio Sarri (Pelatih Lazio):
“Inter menekan kami dengan cara yang sangat disiplin. Kami kehilangan bola di area yang berbahaya dan mereka menghukum setiap kesalahan. Secara taktik mereka lebih matang.”
Hakan Çalhanoğlu:
“Kami tidak hanya ingin menang, tapi juga mengirim pesan. Kami lapar. Kami ingin scudetto kembali ke Milano.”
Fokus Analisis: Inter dan Kedalaman Taktis
Inter kini bukan sekadar tim yang mengandalkan serangan balik atau bola mati. Mereka sudah menjadi tim yang bisa mengontrol setiap fase permainan.
Dalam laga ini, terlihat bagaimana Gasperini memvariasikan pressing:
-
Saat Lazio mencoba keluar dari tekanan, Inter beralih dari high block ke mid-block tanpa kehilangan organisasi.
-
Lini tengah mereka tak hanya merebut bola, tapi juga mengalirkan bola progresif seketika.
Lazio, di sisi lain, masih kekurangan pelapis di posisi gelandang serang dan wing-back. Kelelahan di babak kedua membuat sistem pressing mereka runtuh.
Statistik Individu
| Pemain | Tim | Rating | Statistik Penting |
|---|---|---|---|
| Lautaro Martínez | Inter Milan | 8.9 | 1 gol, 4 shots, 1 dribel sukses |
| Çalhanoğlu | Inter Milan | 8.5 | 1 gol, 3 key pass |
| Thuram | Inter Milan | 8.3 | 1 gol, 1 peluang besar tercipta |
| Barella | Inter Milan | 8.0 | 2 key pass, 92% passing |
| Luis Alberto | Lazio | 7.0 | 2 peluang diciptakan |
| Sommer | Inter Milan | 7.8 | 2 penyelamatan kunci |
Dampak ke Klasemen Serie A
Dengan kemenangan ini, Inter Milan naik ke puncak klasemen sementara Serie A dengan 29 poin dari 12 laga.
Mereka unggul 3 poin dari Juventus dan 5 poin dari AC Milan.
Lazio, sebaliknya, terperosok ke peringkat 10 dengan 14 poin. Hasil ini memperpanjang tren buruk mereka di laga tandang — belum menang dalam empat pertandingan terakhir .
Catatan Menarik
-
Inter mencatatkan clean sheet ke-7 musim ini, terbanyak di Serie A sejauh ini.
-
Gol Çalhanoğlu dari tendangan bebas jadi gol ke-4-nya musim ini dari luar kotak penalti.
-
Kombinasi Lautaro–Thuram sudah mencetak 13 gol dan 6 assist di Serie A 2025/26.
-
Simone Inzaghi kini sudah menang 5 kali dari 6 pertemuan terakhir melawan Lazio sejak melatih Inter.
Analisis Emosional: Inzaghi dan “Karma Positif”
Laga ini punya dimensi emosional tersendiri.
Simone Inzaghi pernah jadi simbol loyalitas di Lazio — sebagai pemain, kapten, dan pelatih. Tapi malam ini, di sisi seberang, ia berdiri sebagai arsitek tim terbaik Italia saat ini.
Kemenangan ini bukan balas dendam, tapi validasi. Inzaghi membuktikan bahwa filosofi sepak bolanya — berbasis struktur dan intensitas — bisa menaklukkan gaya romantis Sarri yang mengandalkan keindahan operan.
“Sepak bola modern tidak hanya soal gaya, tapi bagaimana menjaga energi dan konsistensi dalam setiap fase,” kata komentator Sky Italia.
Inter vs Lazio bukan sekadar kemenangan besar; ini adalah pesan keras ke seluruh Serie A.
Inter menunjukkan kedewasaan, kedalaman taktik, dan efisiensi yang membuat mereka kembali jadi kandidat kuat juara.
Sementara Lazio harus segera berbenah — struktur bagus, tapi daya ledak mereka hilang saat melawan tim elite.
💬 “Di bawah lampu Giuseppe Meazza, Inter tak hanya menang. Mereka menunjukkan bagaimana sebuah tim besar harus bermain: disiplin, efisien, dan tak kenal ampun.”

