livescoreasianbookie.com – Pada Selasa, 25 November 2025, Manchester City menjamu Bayer Leverkusen di stadion mereka, Etihad Stadium, dalam pertandingan fase grup Champions League. Hasilnya, Leverkusen menang 2‑0 atas City.
Kemenangan itu sekaligus mengakhiri rekor tak terkalahkan City di kandang dalam fase grup/league turnamen ini sejak 2018.
Latar Belakang
Manchester City datang ke laga ini dengan status unggulan dan kepercayaan diri tinggi. Klub Inggris ini memiliki reputasi dominan di Eropa, terutama di kandang sendiri. Namun, beberapa hari sebelumnya mereka mengalami kekalahan di liga domestik dan pelatihnya, Pep Guardiola, memilih untuk melakukan rotasi besar-besaran di lineup. Ia melakukan 10 perubahan pada tim inti dari pertandingan liga sebelumnya.
Bayer Leverkusen, di sisi lain, datang sebagai tim yang lebih “underdog” dalam konteks ini, tetapi dengan semangat dan persiapan yang matang. Mereka memanfaatkan kesempatan untuk mengguncang tim besar.
Jalannya Pertandingan
Babak Pertama
City memulai dengan penguasaan bola yang cukup baik, mencoba membuka permainan dari sisi sayap dan mengaktifkan pemain muda mereka. Namun, penguasaan itu tidak segera berbuah gol, dan pertahanan Leverkusen cukup terorganisir.
Menit ke-23: Leverkusen melakukan serangan balik cepat. Pemain City tertangkap oleh transisi Leverkusen yang cepat. Umpan Christian Kofane dilepaskan ke dalam kotak, di mana Alejandro Grimaldo menghantam bola dan membuka keunggulan Leverkusen menjadi 1‑0.
Setelah gol itu, City mencoba untuk membalas namun jumlah kesempatan mereka terbatas. Menjelang jeda, mereka hanya memiliki dua tembakan tepat sasaran.
Babak Kedua
City memasuki babak kedua dengan beberapa perubahan strategi dan memasukkan pemain ofensif tambahan, termasuk pemain muda dan starter pengganti. Namun, usaha mereka belum membuahkan hasil.
Menit ke‑54: Leverkusen menggandakan keunggulan lewat Patrik Schick yang menyundul bola dari umpan silang ke dalam kotak, menjebol gawang City dan membuat skor menjadi 2‑0.
City merespon dengan memasukkan berbagai nama besar seperti Erling Haaland, tetapi mereka tetap kesulitan membongkar pertahanan Leverkusen dan akhirnya tidak mencetak gol. Kekalahan pun menjadi kenyataan.
Statistik Utama & Fakta
-
Skor akhir: Manchester City 0 – 2 Bayer Leverkusen.
-
Stadion: Etihad Stadium, Manchester. Penonton: sekitar 50.592 orang.
-
Pencetak gol: Grimaldo (23′), Schick (54′).
-
City melakukan 10 perubahan dalam lineup inti dibandingkan pertandingan liga sebelumnya.
-
Kekalahan ini mengakhiri rekor 23 pertandingan tak terkalahkan City di kandang dalam kompetisi ini.
-
Leverkusen menunjukkan keberhasilan memanfaatkan transisi cepat dan serangan balik yang efektif.
Analisis Taktis
Keputusan Rotasi City
Pep Guardiola memilih untuk banyak merotasi tim, mungkin dengan harapan menjaga kondisi pemain menjelang pertandingan-pertandingan padat. Namun, keputusan itu memunculkan kelemahan: tim menjadi kurang feel kompetisi besar, komunikasi dan ritme permainan menurun. Seperti diberitakan:
“It was the first time in my life I’ve done it … and it was too much.” – Guardiola The Guardian
Kecuali satu pemain, banyak wajah baru yang diturunkan. Ini mungkin memberi kesempatan, tapi juga memperkecil margin kesalahan di pertandingan besar.
Efisiensi Leverkusen
Leverkusen datang dengan strategi yang simpel namun efektif: pertahanan yang solid, serangan balik cepat melalui sayap, umpan silang ke kotak, dan memanfaatkan setiap peluang. Gol Grimaldo muncul dari situasi transisi saat pertahanan City terbuka. Gol Schick terjadi melalui crossing yang efektif dan eksekusi di kotak penalti.
Pertahanan City tertangkap dalam banyak momen “linier” saat Leverkusen menyerang dengan variasi, dan City yang biasanya mendominasi penguasaan bola justru tidak berhasil mengubah itu menjadi peluang yang memadai.
Penguasaan Bola vs Produktivitas
City memang banyak menguasai bola, meningkatkan tekanan, namun penguasaan itu tak menghasilkan gol. Sementara Leverkusen dengan penguasaan yang lebih rendah mampu memaksimalkan peluangnya. Ini memperlihatkan bahwa dalam pertandingan-tingkat tinggi, kualitas peluang dan eksekusi kadang lebih penting daripada hanya dominasi bola.
Implikasi untuk City
Kekalahan ini menjadi sinyal bahwa City tak boleh meremehkan rotasi dan bahwa kemenangan tak bisa diambil begitu saja. Apalagi di kompetisi seperti Champions League, margin kesalahan sangat kecil. City kini harus mengevaluasi bagaimana mereka menghadapi tim yang bermain disiplin dan cepat di serangan balik.
Implikasi di Grup & Kompetisi
Dengan hasil ini, posisi City dalam grup menjadi sedikit terguncang. Sebagai tim yang sering kali diunggulkan, kekalahan ini membuka celah dan memberi harapan bagi tim-tim lawan. Leverkusen, dengan tiga poin penting ini, memperkuat peluang mereka di grup dan menunjukkan bahwa mereka tim yang berbahaya.
Bagi City, kekalahan di kandang sendiri di fase grup bukan hanya soal angka, tetapi soal psikologis — mengingat reputasi mereka sebagai salah satu tim paling sulit dikalahkan di Eropa.
Reaksi Pasca Pertandingan
Guardiola mengakui bahwa keputusan rotasi terlalu banyak dan timnya tidak tampil seperti biasanya. Ia mengatakan bahwa para pemain “mencoba untuk tidak membuat kesalahan” daripada menampilkan permainan yang mereka tahu bisa dilakukan.
Sementara pelatih Leverkusen, Kasper Hjulmand, memuji karakter timnya, keberanian, dan efektivitas dalam pertandingan besar.
Pertandingan Manchester City vs Bayer Leverkusen ini adalah contoh bahwa di level tertinggi kompetisi Eropa, keputusan taktis, efektivitas, dan mental tim bisa menjadi pembeda meskipun salah satu tim unggul dalam reputasi. City, meskipun unggul di atas kertas, gagal mengkonversi dominasi mereka menjadi gol dan kalah karena rotasi yang mungkin terlalu berani. Leverkusen menunjukkan bahwa mereka bukan tim yang bisa dianggap remeh — mereka datang, bermain dengan disiplin, dan mencuri kemenangan di kandang lawan.
Bagi penggemar City, ini saat untuk refleksi dan perbaikan. Bagi Leverkusen — kemenangan ini bisa menjadi fondasi untuk melangkah lebih jauh.

