Sudah Habis, Christian Eriksen Baiknya Tinggalkan Man United

Christian Eriksen

livescoreasianbookie – Manchester United tengah mengalami periode sulit di musim ini, dengan performa yang tidak stabil dan banyaknya pemain yang mengalami penurunan performa. Salah satu nama yang kini menjadi sorotan adalah Christian Eriksen. Gelandang asal Denmark itu tampaknya sudah tidak lagi menjadi bagian penting dalam skema Erik ten Hag dan mulai kehilangan tempatnya di lini tengah Setan Merah.

livescoreasianbookie

Eriksen: Dari Playmaker Andal Menjadi Penghangat Bangku Cadangan

Christian Eriksen bergabung dengan Manchester United pada musim panas 2022 dengan status bebas transfer setelah kontraknya dengan Brentford berakhir. Kedatangannya kala itu disambut dengan optimisme besar. Eriksen diharapkan bisa menambah kreativitas di lini tengah Manchester United yang sering kehilangan ide saat menghadapi pertahanan lawan.

Pada musim pertamanya, Eriksen cukup memberikan dampak signifikan. Ia menjadi duet solid bagi Casemiro dan membantu Manchester United mengamankan tiket ke Liga Champions. Umpan-umpan akurat dan visi permainannya membuat Eriksen menjadi pemain yang sangat diandalkan dalam membangun serangan.

Namun, musim ini segalanya berubah drastis. Cedera yang kerap menghantui membuat Eriksen sulit menemukan ritme permainan terbaiknya. Ditambah lagi, kehadiran pemain baru seperti Mason Mount dan kedatangan Sofyan Amrabat semakin mengikis peluang Eriksen untuk tampil reguler. Alhasil, ia lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan ketimbang bermain di lapangan.

Kecepatan dan Fisik Mulai Menjadi Masalah

Salah satu kelemahan utama Eriksen saat ini adalah kurangnya kecepatan dan ketahanan fisik untuk bermain dalam intensitas tinggi di Premier League. Erik ten Hag dikenal sebagai pelatih yang menuntut pemainnya untuk bermain dengan intensitas tinggi dan terus menekan lawan, sesuatu yang sulit dilakukan Eriksen di usianya yang kini menginjak 31 tahun.

Banyak pertandingan di mana Eriksen terlihat kesulitan mengimbangi tempo permainan lawan. Meski kemampuan teknis dan visinya masih bisa diandalkan, lambatnya transisi dari bertahan ke menyerang membuatnya sering menjadi titik lemah dalam sistem Ten Hag. Hal ini terlihat jelas saat Manchester United menghadapi tim-tim yang bermain dengan pressing tinggi.

Selain itu, stamina Eriksen yang tidak sekuat dulu juga menjadi kendala. Ia kerap mengalami kelelahan di pertengahan pertandingan, membuat Ten Hag harus menggantinya lebih awal. Dalam situasi ini, tim membutuhkan pemain yang bisa bertahan sepanjang pertandingan tanpa mengalami penurunan drastis dalam performa.

Baca Juga :

Kurangnya Kontribusi dalam Bertahan

Eriksen dikenal sebagai gelandang kreatif dengan umpan-umpan berkualitas, tetapi kelemahannya dalam bertahan menjadi alasan utama mengapa Ten Hag sering lebih memilih pemain lain. Dibandingkan dengan gelandang lain seperti Casemiro atau bahkan Scott McTominay, Eriksen jarang melakukan tekel atau intersepsi yang krusial.

Dalam formasi yang digunakan Manchester United saat ini, peran gelandang sangat krusial dalam membantu pertahanan. berita bola Eriksen bukan tipe pemain yang mampu bertarung dalam duel-duel fisik atau merebut bola dari lawan dengan efektif. Hal ini membuatnya sering menjadi sasaran empuk bagi lawan yang ingin mengeksploitasi lini tengah Manchester United.

Ketika Ten Hag mencoba memainkan Eriksen dalam sistem double pivot, kelemahan ini semakin terlihat. Manchester United menjadi lebih rentan terhadap serangan balik karena Eriksen tidak memiliki kemampuan bertahan yang memadai. Akibatnya, Ten Hag sering lebih memilih pemain dengan karakter bertahan lebih kuat.

Pilihan yang Makin Terbatas

Saat ini, pilihan Christian Eriksen untuk mendapatkan menit bermain semakin terbatas. Kehadiran Bruno Fernandes sebagai playmaker utama membuat Eriksen hampir mustahil bermain di posisi favoritnya. Di sisi lain, Manchester United juga memiliki gelandang-gelandang lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan taktik tim.

Jika Eriksen tetap bertahan di Manchester United, ia hanya akan menjadi pelapis tanpa banyak kesempatan bermain. Situasi ini jelas tidak ideal bagi seorang pemain dengan pengalaman dan kualitas sepertinya. Apalagi, dengan jadwal padat dan persaingan yang ketat, Eriksen mungkin hanya akan mendapatkan kesempatan bermain di ajang-ajang minor seperti Piala FA atau Carabao Cup.

Ke Mana Eriksen Seharusnya Pergi?

Jika Eriksen memutuskan untuk meninggalkan Manchester United, ada beberapa destinasi yang bisa menjadi pilihan ideal bagi kariernya. Beberapa klub di Serie A bisa menjadi opsi menarik. Liga Italia memiliki tempo permainan yang lebih lambat dibandingkan Premier League, sesuatu yang bisa menguntungkan Eriksen yang mengandalkan visi dan kreativitasnya.

Inter Milan, klub yang pernah dibelanya sebelum mengalami masalah kesehatan di Euro 2020, bisa menjadi tempat yang ideal. Klub-klub lain seperti AC Milan atau AS Roma juga bisa menjadi destinasi yang menarik bagi Eriksen, terutama jika ia ingin tetap bermain di level tertinggi.

Selain Serie A, Christian Eriksen juga bisa kembali ke Brentford atau bahkan pindah ke liga lain seperti MLS atau Liga Saudi yang semakin menarik perhatian banyak pemain Eropa. Di liga-liga tersebut, Eriksen bisa tetap bermain dengan tenang tanpa harus menghadapi tekanan dan intensitas tinggi seperti di Premier League.

Christian Eriksen telah memberikan kontribusi positif selama waktunya di Manchester United, tetapi saat ini, ia bukan lagi bagian dari rencana jangka panjang klub. Usia, stamina, dan gaya bermainnya tidak lagi cocok dengan tuntutan yang ada di Old Trafford.

Jika Eriksen ingin tetap bermain secara reguler dan menikmati sisa kariernya di level tertinggi, ia sebaiknya mempertimbangkan untuk meninggalkan Manchester United. Kepergiannya juga akan memberikan ruang bagi Manchester United untuk meremajakan lini tengah mereka dengan pemain yang lebih sesuai dengan kebutuhan taktik Erik ten Hag.

Manchester United juga bisa mendapatkan manfaat dengan melepas Eriksen. Selain mengurangi beban gaji, mereka bisa menggunakan dana tersebut untuk mendatangkan pemain baru yang lebih muda dan sesuai dengan visi permainan mereka.

Waktu terus berjalan, dan bagi Eriksen, keputusan besar harus segera dibuat. Bertahan di Manchester United dengan menit bermain yang terbatas atau mencari klub baru yang bisa memberikan kesempatan bermain lebih banyak? Yang jelas, sudah saatnya bagi Eriksen dan Manchester United untuk berpisah demi kebaikan kedua belah pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *