livescoreasianbookie – Cristiano Ronaldo Berkomentar Tentang Liga Italia. Ronaldo Klaim Dirinya Bangkitkan Liga Italia, Ini 4 Alasan CR7 Salah Besar. MEGABINTANG sepakbola dunia, Cristiano Ronaldo, mengklaim jika dianya lah yang sudah menghidupkan Liga Italia dari kematian saat gabung dengan Juventus pada 2018 lalu. Namun, claim sepihak yang dilemparkan oleh CR7, julukannya, justru dicibir pecinta sepakbola.
Cristiano Ronaldo Berkomentar Tentang Liga Italia
Ia melemparkan pengakuan arogan mengenai dianya saat sebelum laga pertemanan di antara teamnya, Al Nassr dengan Celta Vigo di Estadio Algarve, Portugal, pada Selasa, 18 Juli 2023 kemarin. Pertama, ia menjelaskan jika kehadirannya ke Liga Arab Saudi sudah memancing ketertarikan dan buka jalan untuk beberapa beberapa bintang Eropa untuk gabung ke situ.
Selanjutnya, pemain berumur 38 tahun itu menyebutkan jika Liga Arab Saudi lebih bagus dari MLS yang seolah mengkritik kepindahanya pesaingnya, Lionel Messi, ke Inter Miami pada panas musim ini. Lantas, ia memandang jika dirinya sudah hidupkan lagi Liga Italia saat gabung dengan Bianconeri, panggilan Juventus, pada 2018 lalu.
“Saat saya gabung dengan Juventus, Liga Italia telah mati. Dan setelah saya tiba, itu hidup kembali, ke mana saja Cristiano pergi, ia hasilkan ketertarikan yang semakin lebih tinggi,” kata Ronaldo, Senin (17/7/023).
Komentarnya itu juga mendapatkan olokan dari beberapa warganet pecinta sepakbola di penjuru dunia. Beberapa netizen menjelaskan jika Ronaldo memang membuat Liga Italia hidup kembali karena supremasi Juventus pelan-pelan roboh semenjak kehadirannya hingga membuat team-team lain jadi bersaing dalam asianbookie.
“Ia betul mengenai satu perihal. Saat ia gabung dengan Liga Italia itu telah mati dan Juve sudah memenangi 7 gelar beruntun. Karena ia, seseorang memenangi liga untuk sebuah peralihan,” tulis salah seorang warganet di Twitter, yang dikutip dari Daily Star, Kamis (20/7/2023).
“Ya, Cristiano. Anda betul. Anda memang hidupkan lagi Liga Italia. Anda membuat bersaing kembali dengan melumpuhkan Juve secara keuangan dan taktis yang, saat sebelum Anda datang, mempunyai kejelasan gelar seperti Bayern (Munich),” cuit warganet yang lain.
“Ia tidak salah. Ia memutus catatan kemenangan Juve, sedikit yang dapat lakukan itu,” sahut warganet lainnya.
Ronaldo berpindah dari Real Madrid
Ronaldo berpindah dari Real Madrid untuk mendekat ke Juventus dengan mahar 100 juta Pounds (Rp1,9 triliun) pada 2018 lalu sesudah 9 tahun berbakti di Santiago Bernabeu. Ia cetak banyak gol dengan club raksasa Turin itu, yaitu 101 gol di dalam 134 laga.
Namun, bintang dari Portugal itu dipandang membuat Juventus tambah jelek keseluruhannya. Masalahnya ia dipandang kurang berperan dalam gerakan tanpa bola.
Kenyataannya, Juventus memenangi Scudetto musim 2017-2018 dengan keseluruhan 95 point. Tetapi, keseluruhan point mereka menyusut jadi 90 point pada musim selanjutnya saat juara bersama Ronaldo dan turun kembali jadi 83 point pada musim ke-2 nya meskipun dapat juara kembali.
Kemudian, pada musim ke-3 nya, point yang dicapai Juventus berkurang jadi 83 point saja. Sampai pada akhirnya, Ronaldo pergi tinggalkan Allianz Fase untuk kembali lagi ke Old Trafford pada musim panas 2021.
4 Argumen CR7 Salah Besar Sebutkan Liga Italia Telah Mati
BINTANG sepakbola Portugal, Cristiano Ronaldo menjelaskan Serie A ‘sudah mati’ saat ia gabung dengan Juventus pada 2018. Tetapi, nampaknya pengakuan punggawa Al Nassr itu salah besar.
Dikutip dari football-italia.net, minimal ada tiga argumen kenapa bekas bintang Bianconeri itu salah besar menyebutkan Liga Italia telah mati.
Awalnya, Cristiano Ronaldo percaya Liga Pro Saudi akan selekasnya capai tingkat yang sama dengan banyak liga Eropa dan membuat malu Serie A saat interview terbaru dengan media Portugal di hari Selasa kemarin.
Tragisnya, ia membuat pengakuan itu sesudah kalah 5-0 dalam laga pertemanan menantang Celta Vigo yang menunjukkan jika pendakian club Saudi ke pucuk sepakbola dunia semakin lebih susah dari yang diprediksi Ronaldo. Biarpun tim-tim di jazirah arab itu didukung oleh dana banyak.
4. Seri A belum mati
Ronaldo betul saat ia menjelaskan jika ‘ke mana saja Cristiano pergi, ia memacu ketertarikan yang semakin lebih tinggi,’ tapi Serie A tidak mati saat ia datang, apa lagi turun sesudah ia pergi.
Lihat saja prestasi terbaru tim-tim Italia di Eropa. Club Seri A capai Final Champions, liga Europa, dan piala Konferensi League musim kemarin bersama Inter, Roma, dan Fiorentina.
Baca juga:
- Chelsea Belum Mempunyai Gelandang Serang, Ini Penjelasannya
- Arsenal Klub Dengan Belanja Paling Boros
Betul, club Serie A tidak berhasil bawa piala apapun itu ke rumah, tapi minimal mereka sampai di situ dan beberapa, mereka melakukan dengan mainkan sepakbola yang melipur.
3. Italia masih juara Eropa
Bukti yang lain harus dibaca oleh CR7, panggilan Cristiano Ronaldo, ialah bukti jika Italia masih jadi juara bertahan Eropa. Tim U-20 mereka sukses capai Final Piala Dunia bulan kemarin dan U-19 belakangan ini memenangi Euro dengan menaklukkan Portugal-nya ‘Ronaldo’ di Final.
Sepakbola Italia jauh dari prima, sudah pasti. Azzurri belum maju ke dua edisi paling akhir Piala Dunia, club kurang uang untuk pemain besar dan beberapa stadion tidak pantas untuk liga terbaik ke-2 di dunia sesudah Liga Premier. Tetapi, ini tak berarti Serie A mati.
2. Pemain club Seri A laku di pasar
Bukti yang lain ialah tim-tim Premier League terus mengetuk pintu tim-tim Italia untuk mengambil pemain terbaik mereka. Manchester United barusan beli André Onana dari Inter dengan harga €55 juta termasuk add-on dan sedang dalam perbincangan untuk bintang muda Atalanta Rasmus Hojlund.
Sandro Tonali jadi pemain Italia paling mahal sesudah menuntaskan kepindahanya €80 juta ke Newcastle bulan kemarin, Tottenham sudah mengontrak Guglielmo Vicario dari Empoli dengan harga €20 juta sesudah tangkap Destiny Udogie setahun awalnya, wafatkannya dengan status utang di Udinese untuk 2022-2023.
Bagaimana dengan Romelu Lukaku? Kembalinya ke Chelsea gagal, tapi The Blues menjadikan pembelian paling mahal mereka 2 tahun lalu, bayar €115 juta untuk mengontraknya dari Inter.
1. Seri A liga paling bersaing di Eropa
Serie A terang bukan liga paling kaya di dunia, tapi semua transfer berharga besar ini menunjukkan kualitas masih tetap ada. Lantas bagaimana dengan daya saing liga? Susul supremasi Juventus, yang usai pada musim paling akhir Ronaldo di club, Serie A menyaksikan tiga club berlainan memenangi liga dari 2020 sampai 2023.
Cuma Spanyol yang mempunyai hal yang sama dengan Barcelona, Real Madrid dan Atletico, masing-masing memenangi satu gelar dalam tiga musim paling akhir di idnnetwork.
Sementara itu di Premier League, dalam waktu yang masih sama, Manchester City raih tiga gelar lokal beruntun, sama dengan Bayern Munich di Jerman. Dan PSG raih dua gelar Ligue 1, tersisa satu gelar untuk Lille pada 2019.
Walau demikian, Serie A dan sepak bola Italia perlu memutuskan penting untuk meningkatkan permainan di negara itu dan menarik semakin banyak investor yang ingin tingkatkan liga, dalam dan di luar lapangan.
Bukan rahasia kembali jika membuat stadion baru ialah fokus club Italia dan Serie A tidak sekaya team Inggris atau Saudi, yang pada beberapa kasus sama-sama berkaitan, tapi laporan kematian ‘Seri A’ terlalu dibesarkan, bahkan juga yang dari CR7.