Gara-Gara Mourinho, Bersaing dengan Manchester City Sekarang Jadi Seberat Itu

Gara-Gara Mourinho, Bersaing dengan Manchester City Sekarang Jadi Seberat Itu

livescoreasianbookie – Sepak bola modern telah mengalami banyak perubahan dalam satu dekade terakhir, terutama dalam hal taktik, teknologi, dan kekuatan finansial. Salah satu nama yang tak bisa dilepaskan dari perubahan ini adalah José Mourinho. Manajer asal Portugal ini telah membawa angin segar dan mendefinisikan ulang strategi sepak bola selama kariernya, meninggalkan jejak di berbagai liga besar Eropa, mulai dari Portugal, Spanyol, Italia, hingga Inggris. Namun, peran Mourinho dalam membentuk lanskap kompetisi saat ini, terutama ketika berbicara tentang dominasi Manchester City di Premier League, juga tak bisa diabaikan.

Manchester City, di bawah kepemimpinan Pep Guardiola, telah menjadi tim yang hampir tak terkalahkan dalam beberapa musim terakhir. Namun, bagaimana bisa persaingan di Premier League, terutama bersaing melawan Manchester City, menjadi begitu berat dan menantang? Seperti yang banyak pengamat sepak bola percaya, salah satu faktornya berakar pada dampak yang diberikan oleh Mourinho ketika ia memimpin beberapa klub besar, khususnya Chelsea dan Manchester United, dan memperkenalkan gaya permainan yang memengaruhi cara tim-tim di Premier League bersaing satu sama lain.

Revolusi Gaya Bertahan Mourinho di Premier League

Saat Mourinho pertama kali datang ke Premier League bersama Chelsea pada tahun 2004, ia membawa gaya permainan bertahan yang sangat disiplin, yang kemudian di kenal dengan istilah “parkir bus.” Meskipun gaya ini kerap menuai kritik karena di anggap “membosankan” atau terlalu defensif, kenyataannya, strategi ini sangat efektif. Mourinho menekankan pentingnya pertahanan solid dan kekuatan fisik, sambil mengeksploitasi serangan balik cepat. Dengan pendekatan ini, Mourinho sukses besar bersama Chelsea, memenangkan dua gelar Premier League berturut-turut pada 2004-2005 dan 2005-2006.

Dampak dari pendekatan defensif Mourinho ini sangat besar. Banyak tim Premier League mulai mengadopsi pendekatan serupa ketika menghadapi lawan yang lebih kuat. Gaya permainan bertahan yang ketat menjadi norma ketika melawan tim-tim besar. Dan bahkan saat menghadapi Manchester City yang mendominasi sekarang, banyak tim mencoba mempraktikkan taktik bertahan tersebut, meskipun hasilnya seringkali tidak seefektif yang di harapkan.

Pengaruh Mourinho di Manchester United: Taktik untuk Bersaing

Setelah sukses di berbagai klub Eropa, Mourinho kembali ke Premier League bersama Manchester United pada tahun 2016. Meskipun masa jabatannya di Old Trafford tidak sesukses seperti di Chelsea, Mourinho tetap meninggalkan jejak taktik yang memengaruhi bagaimana tim-tim besar bersaing dengan Manchester City.

Ketika Guardiola tiba di Manchester City pada 2016, pertempuran taktik antara dua manajer ini menjadi salah satu daya tarik utama Premier League. Guardiola dengan filosofi menyerang, penguasaan bola, dan dominasi permainan, sementara Mourinho terus dengan pendekatan pragmatis dan defensifnya. Mourinho sadar bahwa untuk bersaing dengan tim seperti Manchester City, yang unggul secara teknis dan finansial, strategi defensif dan efisien adalah cara yang paling realistis.

Di bawah Mourinho, Manchester United seringkali mengadopsi pendekatan permainan bertahan ketika berhadapan dengan tim-tim besar, termasuk Manchester City. Meskipun strategi ini tidak selalu memberikan kemenangan, pendekatan ini menjadi referensi bagi banyak tim-tim lain yang berusaha untuk menghentikan dominasi Manchester City. Mourinho menunjukkan bahwa untuk menghadapi City, permainan menyerang frontal bukanlah solusi. Perlu ada kedisiplinan bertahan yang ekstrem, yang di bangun dengan fondasi fisik yang kuat.

Namun, masalah yang muncul kemudian adalah bahwa meskipun Mourinho berhasil menjaga beberapa hasil positif dengan pendekatan ini, kebanyakan tim lain kesulitan untuk meniru kesuksesannya. Guardiola dan City terus berkembang dengan mendominasi penguasaan bola, memecah pertahanan lawan, dan menciptakan peluang yang tak terbendung. Akibatnya, Manchester City sering terlihat “tidak bisa di atasi,” terutama oleh tim-tim yang mencoba menggunakan taktik bertahan yang sudah terbaca.

Baca Juga :

Dominasi Manchester City di Bawah Guardiola: Beban Bersaing yang Ditingkatkan

Di bawah Guardiola, Manchester City telah membangun gaya permainan yang sangat dominan, di dasarkan pada filosofi tiki-taka yang ia kembangkan sejak di Barcelona. Filosofi ini menekankan penguasaan bola, pergerakan tanpa bola yang cerdas, dan kemampuan teknis individu. Dengan skuat yang dalam dan dana yang besar, City berhasil memenangkan banyak trofi domestik dan menjadi tim yang di takuti di seluruh Eropa.

Kebangkitan City di bawah Guardiola menjadi tantangan tersendiri bagi tim-tim lain di Premier League. Setiap musim, City terlihat semakin kuat, sementara banyak tim lain berjuang untuk menemukan cara yang efektif untuk menghentikan mereka. Meskipun ada beberapa manajer yang mencoba bersaing dengan Guardiola dengan gaya permainan menyerang. Sebagian besar masih kembali pada pola defensif yang mirip dengan apa yang di perkenalkan Mourinho bertahun-tahun sebelumnya.

Pendekatan ini menciptakan dilema bagi banyak klub. Mereka menghadapi kenyataan bahwa untuk benar-benar bersaing dengan Manchester City, mereka harus melakukan dua hal: pertama, memperbaiki kualitas skuat mereka hingga mampu bersaing dalam hal penguasaan bola dan taktik; kedua, memiliki kedisiplinan bertahan yang luar biasa, jika mereka memilih untuk melawan City dengan pendekatan defensif. Namun, dengan sumber daya yang lebih terbatas di bandingkan City, banyak tim akhirnya memilih untuk bermain aman dengan bertahan dan berharap serangan balik.

Mengapa Bersaing dengan Manchester City Sekarang Lebih Berat?

Salah satu alasan utama mengapa bersaing dengan Manchester City sekarang terasa jauh lebih berat. Adalah ketidakseimbangan yang terus tumbuh di Premier League. Mourinho mungkin telah memperkenalkan taktik yang membuat kompetisi lebih seimbang di masa lalu. Tetapi saat ini City telah melampaui banyak batasan taktik tersebut. Mereka tidak hanya mendominasi penguasaan bola, tetapi juga memiliki kedalaman skuat yang memungkinkan mereka mempertahankan intensitas tinggi sepanjang musim.

Tim-tim lain yang mencoba menggunakan taktik bertahan yang di perkenalkan Mourinho. Seringkali mendapati bahwa City telah berkembang melewati titik di mana strategi tersebut efektif. Mereka mampu memecahkan pertahanan lawan dengan serangan cepat. Pergerakan tanpa bola yang tak terduga, serta variasi serangan dari berbagai sisi lapangan.

Danang Arianto adalah seorang insinyur sipil yang memiliki keahlian dan pengalaman luas dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang teknik sipil, Danang telah berkontribusi pada berbagai proyek besar di Indonesia, menjadikannya salah satu profesional yang diakui di bidangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *