livescoreasianbookie – Manchester United, salah satu klub terbesar di dunia, telah mengalami berbagai periode naik-turun dalam beberapa dekade terakhir. Setelah era kejayaan yang dibangun oleh Sir Alex Ferguson, Manchester United sering kali mengalami masa transisi di bawah asuhan pelatih-pelatih baru yang mencoba membawa tim kembali ke puncak. Dalam periode transisi ini, sering kali klub menunjuk pelatih interim sebagai langkah sementara hingga menemukan pelatih permanen yang dianggap ideal. Berikut adalah deretan pelatih interim yang pernah memoles Manchester United serta analisis tentang siapa di antara mereka yang paling sukses.
Ryan Giggs (2014)
Setelah pemecatan David Moyes pada April 2014, Ryan Giggs, yang merupakan legenda hidup Manchester United dan pemain dengan penampilan terbanyak dalam sejarah klub, ditunjuk sebagai pelatih sementara. Saat itu, Giggs masih bermain untuk klub, sehingga tugas sebagai pelatih menjadi pengalaman unik baginya.
Performa:
- Total pertandingan: 4
- Menang: 2
- Seri: 1
- Kalah: 1
Analisis: Dalam empat pertandingan yang dipimpinnya, Giggs berhasil membawa angin segar ke dalam tim, meskipun masa kepemimpinannya sangat singkat. Suasana di dalam klub seolah berubah positif dengan kehadiran sosok yang sangat dihormati oleh pemain dan fans. Namun, karena periode kepelatihannya hanya berlangsung singkat dan dengan hasil yang tidak signifikan, sulit untuk mengukur kesuksesannya secara komprehensif. Namun, bagi fans, Giggs tetap dihormati karena loyalitasnya sebagai pemain dan pelatih sementara.
Michael Carrick (2021)
Michael Carrick, mantan pemain andalan Manchester United dan bagian dari staf kepelatihan, diberi tugas sebagai pelatih interim untuk memoles setelah pemecatan Ole Gunnar Solskjaer pada November 2021. Carrick, yang dikenal sebagai sosok tenang dan cerdas, menghadapi beberapa pertandingan penting selama masa jabatannya yang singkat.
Performa:
- Total pertandingan: 3
- Menang: 2
- Seri: 1
Analisis: Carrick menjalankan tugasnya dengan baik dalam tiga pertandingan, termasuk kemenangan penting melawan Villarreal di Liga Champions yang memastikan langkah Manchester United ke babak selanjutnya, serta hasil imbang melawan Chelsea di Premier League. Meskipun hanya memiliki waktu singkat, Carrick mampu menjaga stabilitas tim dan mempertahankan mentalitas positif di dalam skuad. Ia mengundurkan diri dari staf kepelatihan setelah Manchester United menunjuk Ralf Rangnick sebagai pelatih interim berikutnya. Meski masa jabatannya singkat, Carrick dianggap sukses karena mampu mengembalikan rasa percaya diri dalam tim.
Ole Gunnar Solskjaer (2018-2019)
Solskjaer awalnya di tunjuk sebagai pelatih interim pada Desember 2018 setelah pemecatan Jose Mourinho. Namun, performa impresifnya membuat pihak klub mempermanenkan posisinya hingga 2021. Sebagai mantan pemain yang menjadi pahlawan dalam kemenangan Liga Champions 1999, Solskjaer mendapat dukungan besar dari fans.
Performa sebagai Interim:
- Total pertandingan: 19
- Menang: 14
- Seri: 2
- Kalah: 3
Analisis: Solskjaer berhasil membawa perubahan besar pada gaya permainan Manchester United dengan pendekatan yang lebih menyerang. Ia juga memperlihatkan pemahaman mendalam tentang filosofi klub, membuatnya mendapat banyak apresiasi. Salah satu momen ikoniknya adalah kemenangan dramatis atas Paris Saint-Germain di babak 16 besar Liga Champions. Keberhasilan inilah yang mendorong Manchester United untuk mempermanenkan kontraknya sebagai pelatih. Dalam perannya sebagai pelatih interim, Solskjaer mencatatkan performa yang sangat baik dan di anggap paling sukses di bandingkan pelatih sementara lainnya.
Baca Juga :
Ralf Rangnick (2021-2022)
Setelah kepergian Solskjaer, Manchester United menunjuk Ralf Rangnick sebagai pelatih interim yang memoles hingga akhir musim 2021-2022, sambil mencari pelatih permanen. Rangnick datang dengan reputasi sebagai “Godfather of Gegenpressing” dan di harapkan membawa perubahan taktik dan gaya bermain.
Performa:
- Total pertandingan: 24
- Menang: 10
- Seri: 11
- Kalah: 5
Analisis: Rangnick di harapkan bisa memberi stabilitas serta mempersiapkan tim dengan filosofi yang lebih modern dan dinamis. Sayangnya, performa Manchester United di bawah Rangnick cenderung inkonsisten. Sering kali, tim terlihat kesulitan menerapkan gaya pressing yang di inginkannya, kemungkinan karena pemain-pemain Manchester United tidak terbiasa dengan metode tersebut. Meskipun demikian, Rangnick tetap memberikan kontribusi penting, terutama dalam menyoroti kelemahan struktural klub dan kebutuhan perubahan mendalam di level manajemen. Namun, dari segi prestasi, Rangnick tidak bisa di sebut sebagai pelatih interim yang sukses.
Jimmy Murphy (1958)
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa Manchester United pernah memiliki pelatih interim yang legendaris pada masa-masa sulit. Jimmy Murphy, asisten pelatih Matt Busby, menjadi pelatih sementara setelah tragedi Munich pada tahun 1958 yang menewaskan banyak pemain inti Manchester United.
Performa:
Murphy tidak hanya mempertahankan tim, tetapi juga membawa Manchester United ke final FA Cup musim tersebut, meskipun pada akhirnya kalah dari Bolton Wanderers.
Analisis: Jimmy Murphy adalah sosok yang sangat penting dalam sejarah Manchester United. Di tengah tragedi dan kesedihan yang mendalam, Murphy berhasil menjaga klub tetap berdiri dan memberikan semangat baru bagi tim dan para fans. Prestasinya memoles membawa tim ke final FA Cup di tengah situasi penuh kesedihan di anggap sebagai pencapaian luar biasa. Banyak yang menganggap Murphy sebagai salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah United. Meski bukan kesuksesan yang di ukur dengan trofi, kontribusi Murphy jauh melampaui hal tersebut.
Siapa yang Paling Sukses?
Jika melihat dari segi performa, Ole Gunnar Solskjaer adalah pelatih interim Manchester United yang paling sukses dalam memoles sejarah modern. Catatan kemenangannya yang impresif, serta kemenangan ikonik di Liga Champions melawan PSG. Membuatnya sangat di hormati di kalangan fans. Ia membawa angin segar setelah masa-masa sulit di bawah Jose Mourinho dan berhasil mengembalikan kepercayaan diri dalam tim. Performa positifnya sebagai pelatih interim bahkan membuat klub memutuskan untuk mempermanenkannya.