livescoreasianbookie – Pertandingan antara Atletico Madrid dan RB Leipzig dalam laga lanjutan Liga Champions musim ini berlangsung penuh drama. Duel antara dua tim dengan gaya permainan yang berbeda ini diwarnai aksi seru dan intensitas tinggi. Pada akhirnya, Atletico Madrid berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1, berkat gol yang dicetak pada masa injury time. Kemenangan dramatis ini tidak hanya memberi tiga poin penting bagi tim asuhan Diego Simeone, tetapi juga mempertegas reputasi mereka sebagai tim yang tidak pernah menyerah hingga peluit panjang dibunyikan.
Babak Pertama: Pertarungan Ketat di Lini Tengah
Sejak menit pertama, pertandingan berlangsung dengan tempo cepat. RB Leipzig, yang dikenal dengan permainan menyerangnya, mencoba mengambil inisiatif sejak awal. Pelatih Marco Rose menurunkan skuad yang agresif dengan formasi 4-2-3-1, mengandalkan Dani Olmo sebagai kreator serangan utama, didukung oleh Christopher Nkunku dan Timo Werner di lini depan. Leipzig berusaha memanfaatkan kelemahan di lini pertahanan Atletico Madrid, yang beberapa kali terlihat rentan ketika menghadapi kecepatan penyerang lawan.
Namun, Atletico Madrid, seperti biasa, tampil solid dengan gaya permainan khas mereka yang mengandalkan pertahanan rapat dan serangan balik cepat. Diego Simeone menurunkan formasi 4-4-2, di mana duet Antoine Griezmann dan Alvaro Morata menjadi tumpuan di lini depan. Atletico Madrid lebih memilih menunggu di lini belakang, membiarkan Leipzig mendominasi penguasaan bola, tetapi siap melancarkan serangan balik cepat begitu mendapat kesempatan.
Meski Leipzig menguasai bola, tetap disiplin dalam bertahan. Jan Oblak, kiper andalan Atletico Madrid, kembali tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan penting di babak pertama. Salah satu peluang terbaik Leipzig datang dari Nkunku, yang melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Namun, Oblak dengan sigap menepis bola tersebut, memastikan skor tetap imbang 0-0 hingga pertengahan babak pertama.
Gol Pembuka Leipzig: Kesalahan Pertahanan Atletico Madrid
Memasuki menit ke-30, Leipzig akhirnya berhasil memecah kebuntuan. Gol ini lahir dari serangan cepat yang di mulai dari lini tengah, di mana Dani Olmo mengirimkan umpan terobosan yang memanjakan Timo Werner. Werner, dengan kecepatannya yang luar biasa, berhasil melepaskan diri dari penjagaan bek dan berhadapan satu lawan satu dengan Oblak. Dengan ketenangan yang khas, Werner menaklukkan Oblak dengan tembakan mendatar ke pojok gawang, membuat Leipzig unggul 1-0.
Gol ini menjadi pukulan bagi Atletico Madrid, yang sebenarnya cukup solid dalam bertahan hingga saat itu. Namun, kesalahan kecil dalam menjaga lini belakang memberi ruang bagi Werner untuk mencetak gol, dan Leipzig tampak mulai menemukan ritmenya. Setelah gol tersebut, Leipzig terus menekan, tetapi Atletico Madrid tetap bertahan dengan baik hingga akhir babak pertama. Skor 1-0 untuk Leipzig bertahan hingga turun minum.
Baca Juga :
Babak Kedua: Atletico Madrid Bangkit
Diego Simeone, yang terkenal sebagai pelatih yang mampu memotivasi timnya dalam situasi sulit, melakukan beberapa perubahan di babak kedua. Atletico Madrid tampil dengan intensitas yang lebih tinggi dan mulai menekan lebih dalam ke pertahanan Leipzig. Masuknya Yannick Carrasco dan Rodrigo De Paul memberikan dimensi baru dalam serangan Atletico Madrid, membuat Leipzig harus lebih waspada terhadap serangan balik.
Upaya Atletico Madrid akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-65. Antoine Griezmann, yang sepanjang pertandingan terus bekerja keras, berhasil menyamakan kedudukan setelah memanfaatkan kesalahan lini belakang Leipzig. Berawal dari sepak pojok yang di ambil oleh Carrasco. Bola sempat membentur beberapa pemain di kotak penalti sebelum jatuh di kaki Griezmann. Dengan tenang, Griezmann menendang bola ke gawang dan mengecoh kiper Leipzig, Janis Blaswich. Gol ini membuat kedudukan menjadi 1-1, dan atmosfer pertandingan semakin memanas.
Setelah gol tersebut, Atletico Madrid mulai mendominasi permainan. Serangan balik cepat menjadi senjata utama mereka, memanfaatkan kecepatan Carrasco dan Morata di sisi sayap. Leipzig, yang terlihat kelelahan, mulai kehilangan penguasaan bola di lini tengah, memberikan peluang lebih banyak kepada Atletico Madrid untuk menyerang.
Drama Injury Time: Atletico Madrid Berhasil Menang
Saat pertandingan tampak akan berakhir imbang 1-1, drama terjadi di masa injury time. Atletico Madrid. Yang terus menekan pertahanan Leipzig, mendapat tendangan bebas di luar kotak penalti pada menit ke-92 setelah Stefan Savic di langgar oleh pemain Leipzig. Griezmann, yang sudah tampil impresif sepanjang pertandingan, mengambil tendangan bebas tersebut.
Griezmann melepaskan tendangan melengkung yang sempurna, namun bola mengenai mistar gawang dan memantul kembali ke kotak penalti. Dalam situasi yang kacau, bola jatuh di kaki Alvaro Morata, yang berdiri di posisi tepat untuk memanfaatkannya. Dengan sebuah tendangan keras, Morata sukses mencetak gol kemenangan bagi Atletico Madrid, membuat kedudukan menjadi 2-1. Stadion bergemuruh, dan para pemain Leipzig terlihat kecewa setelah gagal mempertahankan hasil imbang yang sudah hampir mereka genggam.
Analisis Taktis: Atletico Madrid Tetap dengan Identitasnya
Pertandingan ini menunjukkan mengapa Atletico Madrid tetap menjadi salah satu tim paling sulit di kalahkan di Eropa. Di bawah asuhan Diego Simeone, mereka di kenal dengan gaya permainan defensif yang solid, tetapi mampu memanfaatkan setiap peluang dengan efektif. Meski Leipzig mendominasi penguasaan bola, Atletico Madrid tetap tenang dan menunggu momen yang tepat untuk menyerang.
Simeone menggunakan strategi klasiknya, mengandalkan serangan balik dan bola mati sebagai senjata utama. Keputusan untuk memasukkan Carrasco dan De Paul di babak kedua terbukti tepat, karena mereka mampu memberikan energi baru di lini tengah dan serangan. Selain itu, kekuatan mental Atletico Madrid juga menjadi faktor penentu, di mana mereka tidak menyerah meski tertinggal lebih dulu.
Di sisi lain, Leipzig, yang tampil baik sepanjang pertandingan, gagal menjaga konsistensi mereka di babak kedua. Penguasaan bola yang lebih dominan tidak di imbangi dengan penyelesaian akhir yang efektif. Dan mereka akhirnya kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir. Ini menunjukkan bahwa Leipzig masih perlu memperbaiki aspek mentalitas, terutama ketika menghadapi tekanan di momen-momen krusial.
Kunjungi kami POWERNET