livescoreasianbookie.com-Pertandingan Lincoln City vs Chelsea di babak ketiga Carabao Cup 2025–26 sebenarnya bukan hanya soal duel antara tim papan bawah melawan tim raksasa Premier League. Ada banyak lapisan cerita yang bikin laga ini menarik untuk dibahas.
Lincoln City: Tim “Underdog” dengan Modal Percaya Diri
Lincoln City datang ke pertandingan ini dengan status tim League One (divisi ketiga Inggris). Walau begitu, musim mereka berjalan cukup baik: berada di papan atas, bahkan sempat menghuni posisi ketiga klasemen sementara. Itu berarti mereka bukan tim lemah-lemah amat—dengan momentum positif, mereka justru datang ke Anfield (atau Stamford Bridge jika home Chelsea) dengan rasa percaya diri.
Carabao Cup bagi klub seperti Lincoln adalah panggung emas. Mereka bisa mengukur kemampuan melawan tim besar, sekaligus jadi ajang unjuk gigi bagi pemain yang biasanya jarang disorot media. Buat suporter juga, ini kesempatan langka melihat tim kesayangan menghadapi klub sebesar Chelsea. Wajar kalau atmosfer laga ini terasa spesial sejak awal.
Chelsea: Raksasa dengan Agenda Rotasi
Di sisi lain, Chelsea menghadapi pertandingan ini dengan prioritas yang berbeda. Buat tim Premier League, khususnya klub besar seperti The Blues, Carabao Cup sering dijadikan wadah rotasi skuad. Pelatih Enzo Maresca menurunkan kombinasi pemain muda, pemain lapis kedua, dan beberapa nama baru musim panas.
Tujuannya jelas:
-
Memberi menit bermain untuk talenta muda (seperti Tyrique George).
-
Menguji adaptasi pemain anyar (contoh: Facundo Buonanotte).
-
Mengistirahatkan pilar utama jelang jadwal padat Premier League dan kompetisi Eropa.
Tapi di balik rotasi, ada risiko besar. Tim besar kadang lengah, sementara lawan underdog justru tampil habis-habisan. Chelsea tahu betul bahwa satu kesalahan bisa membuat mereka jadi headline negatif di media: “Chelsea Tersingkir dari Carabao Cup oleh Tim League One.”
Cup Magic: Ketika Favorit vs Underdog Bertemu
Sepak bola Inggris punya tradisi panjang soal “cupset”—momen ketika tim kecil menumbangkan tim raksasa di kompetisi piala. Dari FA Cup sampai Carabao Cup, sejarah sudah berkali-kali mencatat hasil mengejutkan. Inilah yang bikin laga Lincoln City vs Chelsea terasa lebih dari sekadar formalitas.
Buat Lincoln, ini kesempatan untuk menulis sejarah klub. Buat Chelsea, ini ujian kedalaman skuad dan mentalitas para pemain muda. Singkatnya, meskipun di atas kertas Chelsea jelas favorit, secara konteks laga ini penuh potensi drama.
Jalannya Pertandingan & Momen-Momen Penting
Babak Pertama: Kejutan Street & Ketidakpastian dari Chelsea
-
Chelsea tampil tidak terlalu meyakinkan di babak pertama. Lincoln langsung ambil tekanan lewat pressing, long throw-ins, dan situasi bola mati.
-
Rob Street memanfaatkan kesalahan lini belakang Chelsea: dari umpan silang dan bola lepas, dia menuntaskan peluang jadi gol di menit ke-42, memberi Lincoln keunggulan sebelum turun minum.
-
Chelsea sempat kesulitan menembus pertahanan, dan kiper Filip Jorgensen pun sempat dalam sorotan karena beberapa intervensi yang kurang meyakinkan, serta insiden di awal saat dia menabrak Wesley Fofana tak sengaja ketika mencoba menghalau bola.
Babak Kedua: Kebangkitan dalam Dua Menit
-
Tidak butuh waktu lama untuk Chelsea menyamakan kedudukan. Hanya sekitar 3 menit setelah kick-off babak kedua, Tyrique George melepaskan tembakan voli dari luar kotak penalti yang masuk ke sisi gawang — gol setara kelas atas.
-
Hampir langsung, Facundo Buonanotte membuat gol kemenangan. George memberikan assist, Buonanotte melewati beberapa pemain, memasuki kotak penalti, dan mendinginkan ketegangan dengan tembakan yang melewati kiper. Gol ini juga jadi gol pertamanya bersama Chelsea di kompetisi ini.
-
Chelsea diuntungkan momentum. Lincoln yang semangat mulai kehilangan daya, dan meskipun masih ada usaha lewat set-piece, mereka tidak menemukan jalan membobol gawang kembali.
-
Di akhir pertandingan, Lincoln punya peluang besar setelah blunder Jorgensen: Francis Okoronkwo (pengganti) mendapatkan peluang terbuka, namun gagal memaksimalkannya.
Skor akhir: Lincoln City 1 – 2 Chelsea. Chelsea lolos ke babak keempat Carabao Cup.
Analisis Taktik: Kenapa Chelsea Bisa Comeback & Kenapa Lincoln Bisa Mengancam
Kelemahan Chelsea Babak Pertama
-
Stoke defensif Lincoln sangat efektif; mereka memainkan pressing tinggi dan memanfaatkan momen bola mati dan long throws.
-
Chelsea terlalu banyak rotasi; kombinasi pemain muda dan pemain baru belum menemukan irama.
-
Kiper dan lini belakang Chelsea kurang stabil: kesalahan operan dan clearance buruk membukakan ruang bagi lawan.
Kekuatan Chelsea di Babak Kedua
-
Taktik & Mental Pelatih: Enzo Maresca melakukan penyesuaian di jeda. Ia menekankan keinginan untuk mengangkat semangat dan mengubah nada permainan.
-
Efektivitas Serangan: Hanya butuh sedikit kesempatan — George dan Buonanotte melakukan finishing klinis.
-
Kualifikasi Pemain Muda: Tyrique George, pemain muda, tampil tajam—gol dan assistnya jadi poin utama comeback.
-
Rotasi Bijak: Meski banyak pemain diganti atau tidak reguler, pemain yang masuk bisa berkontribusi dan menjaga intensitas.
Kenapa Lincoln Bisa Menyulitkan
-
Semangat & Motivasi Tinggi: Sebagai underdog, mereka tidak takut, pressing agresif sepanjang laga.
-
Fisik & Jalur Liar: Mereka pakai long throws, crossing khas pantai Inggris, dan tidak takut bermain keras di area kotak penalti.
-
Kesalahan Kesempatan: Beberapa kali peluang terbuka gagal diselesaikan. Juga, ketika Chelsea bangkit, momentum itu sulit ditahan.
Baca juga tentang :
Evaluasi Pemain: Yang Mencolok & Yang Mengecewakan
Chelsea
Tyrique George: Menjadi pahlawan malam itu. Gol yang spektakuler + assist—menunjukkan bahwa pemain muda bisa dipercaya di laga-laga cup.
Facundo Buonanotte: Gol pembalik yang membantu Chelsea lolos. Momen solonya adalah highlight performa malam ini.
Filip Jorgensen: Ada momen kontroversial. Kesalahan clearance dan insiden dengan Fofana menumbuhkan pertanyaan tentang kestabilan penjaga gawang Chelsea.
Alejandro Garnacho: Masuk starting XI, tapi mendapat reaksi negatif dari suporter lawan (boos). Momen ini juga jadi sorotan soal tekanan di laga tandang.
Lincoln City
Rob Street: Pencetak gol kejutan babak pertama. Gol dari umpan yang dipotong lini belakang Chelsea.
Ivan Varfolomeev / tim pertahanan: Ada momen intersepsi dan tekanan yang membuka ruang.
Francis Okoronkwo: Meski gagal di peluang terbuka di akhir, kehadirannya menunjukkan bahwa Lincoln tak menyerah sampai peluit akhir.
Lincoln sebagai tim divisi bawah tetap menunjukkan permainan penuh gairah dan tak mudah dipatahkan.
Dampak & Implikasi ke Musim Chelsea & Lincoln
Untuk Chelsea
-
Kualifikasi ke babak keempat berarti beban kompetisi tidak berakhir. Mereka harus jaga konsistensi di liga dan di tugas cup.
-
Soal rotasi dan manajemen pemain jadi ujian: pemain muda dan rotasi harus kontribusi tanpa menurunkan kualitas.
-
Isu kestabilan gawang harus diselesaikan. Jorgensen, meski tampil, harus memperbaiki kekurangan supaya tidak menjadi titik lemah yang dieksploitasi tim lain.
Untuk Lincoln
-
Meskipun kalah, tampil impresif melawan tim Premier League bisa jadi modal moral besar di liga mereka.
-
Perhatian terhadap incaran pemain muda dan skuat perlu ditingkatkan agar mendekati performa tim papan atas bila dapat kesempatan di cup lain.
-
Tekanan liga (League One) tetap harus dijaga agar performa cup tidak mengganggu target promosi atau kompetisi liga utama mereka.
Cup Bukan Sekadar Tempat Uji, tapi Bentuk Karakter
Menurut gue, pertandingan seperti Lincoln City vs Chelsea itu klasik: tim besar yang diuji identitasnya, dan tim kecil yang punya kesempatan jadi pahlawan malam itu. Chelsea boleh menang, tapi bukan karena mereka datang unggul; melainkan karena mereka bisa bangkit di saat dilematis.
Lincoln, meski kalah, telah menunjukkan bahwa dalam sepakbola, mental dan keberanian kadang bisa menantang status.
Chelsea harus belajar dari laga ini: kualitas unggul aja nggak cukup kalau soal fokus, emosi, dan rotasi tidak stabil. Chelsea berhasil comeback dan lolos 2-1 atas Lincoln City di Carabao Cup, lewat gol Tyrique George dan Buonanotte setelah tertinggal melalui Street. Gol cepat di babak kedua jadi titik balik; meskipun ada momen kontroversial (kesalahan pertahanan, insiden Jorgensen), Chelsea menunjukkan kualitas ketika diuji. Lincoln tampil luar biasa untuk tim dari divisi bawah—walau gagal mencuri poin, mereka patut dihormati.