livescoreasianbookie – Manchester United merupakan salah satu klub sepak bola terbesar di dunia dengan sejarah panjang dan penuh kejayaan. Setelah era Sir Alex Ferguson berakhir pada 2013, klub ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pergantian manajer, inkonsistensi permainan, hingga harapan yang belum terpenuhi dari para penggemar. Meskipun Manchester United berhasil memenangkan beberapa pertandingan dan meraih trofi sejak kepergian Ferguson, banyak yang berpendapat bahwa performa mereka masih jauh dari standar yang seharusnya.
Musim demi musim berlalu, dan sementara Manchester United kadang-kadang berhasil memenangkan pertandingan atau bahkan kompetisi, ada sesuatu yang hilang dari permainan mereka. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah menang saja cukup? Dalam konteks Manchester United, jawabannya mungkin tidak. Untuk sebuah klub dengan ambisi sebesar Manchester United, performa di lapangan harus selaras dengan hasil yang mereka dapatkan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menang saja tidak cukup bagi Manchester United, dan aspek apa saja yang harus di perbaiki oleh mereka.
Inkonsistensi dalam Permainan
Salah satu masalah terbesar yang di hadapi oleh Manchester United dalam beberapa musim terakhir adalah inkonsistensi dalam permainan. Meskipun mereka kadang-kadang mampu tampil luar biasa dan mengalahkan tim-tim besar, sering kali penampilan mereka terlihat lemah dan tidak terorganisir saat melawan tim-tim yang di atas kertas lebih lemah.
Inkonsistensi ini sering kali terlihat dalam performa individu pemain yang naik turun, serta strategi yang diterapkan oleh manajer. Misalnya, Manchester United bisa tampil brilian di satu laga, lalu tampil buruk di laga berikutnya tanpa adanya perubahan besar dalam skuat atau taktik. Ini menimbulkan frustasi di kalangan penggemar dan menunjukkan bahwa ada masalah mendasar yang belum terselesaikan.
Untuk klub seperti Manchester United, performa yang konsisten sangat penting. Inkonsistensi hanya akan menambah tekanan kepada manajer dan pemain, serta membuat tujuan jangka panjang menjadi lebih sulit di capai. Dalam hal ini, tim harus fokus pada penguatan fondasi taktik dan memastikan setiap pemain memahami peran dan tanggung jawab mereka di lapangan.
Baca Juga :
-
Gara-Gara Mourinho, Bersaing dengan Manchester City Sekarang Jadi Seberat Itu
-
Aksi Heroik Paulo Gazzaniga: Catat Hattrick Penyelamatan Penalti Lawan Athletic Bilbao!
Gaya Bermain yang Belum Terdefinisi
Salah satu ciri khas klub besar adalah memiliki gaya bermain yang khas dan di akui oleh para penggemar dan lawan. Barcelona dengan tiki-taka mereka, Liverpool di bawah Jurgen Klopp dengan gegenpressing, dan Manchester City di bawah Pep Guardiola dengan penguasaan bola yang dominan. Namun, dalam beberapa musim terakhir, Manchester United tampaknya belum memiliki gaya bermain yang jelas dan terdefinisi.
Di bawah Erik ten Hag, Manchester United di harapkan bisa mengembangkan filosofi bermain yang lebih terstruktur, terutama mengingat keberhasilan ten Hag di Ajax Amsterdam. Namun, perjalanan untuk menemukan identitas bermain ini belum sepenuhnya berhasil. Terkadang Manchester United tampak seperti tim yang terlalu bergantung pada momen individu dari pemain bintang seperti Bruno Fernandes atau Marcus Rashford, dan bukan sebagai tim yang bermain dengan sistem yang solid.
Manchester United perlu mengembangkan gaya bermain yang sesuai dengan karakteristik pemain mereka dan filosofi klub. Gaya bermain ini harus konsisten di setiap pertandingan, baik melawan tim besar maupun kecil, sehingga mereka bisa tampil lebih dominan dan terorganisir.
Kualitas Lini Tengah yang Perlu Ditingkatkan
Lini tengah merupakan jantung dari setiap tim sepak bola, dan disinilah Manchester United seringkali terlihat lemah. Meskipun mereka telah mendatangkan Casemiro dan Christian Eriksen yang berpengalaman, ada perasaan bahwa lini tengah United masih kurang dalam hal kreativitas, kecepatan, dan kekuatan bertahan.
Casemiro, meskipun merupakan gelandang bertahan kelas dunia, tidak selalu bisa mengatasi tekanan dari lawan yang menekan dengan intensitas tinggi. Selain itu, Eriksen, meski memiliki visi yang luar biasa, kadang-kadang kurang memiliki kecepatan dan stamina untuk mendikte permainan sepanjang 90 menit. United membutuhkan gelandang yang mampu mengendalikan tempo permainan, melakukan transisi dengan cepat, dan memberikan kreativitas lebih di sepertiga akhir lapangan.
Di bursa transfer yang akan datang, United perlu mempertimbangkan untuk mendatangkan pemain-pemain dengan profil yang lebih dinamis dan memiliki kemampuan bertahan dan menyerang yang seimbang. Pemain seperti Frenkie de Jong, yang sempat di kaitkan dengan United, bisa menjadi solusi ideal untuk masalah ini.
Pertahanan yang Kurang Solid
Pertahanan adalah fondasi dari setiap tim yang sukses, dan disinilah Manchester United juga sering kali terlihat rapuh. Meski memiliki beberapa bek yang berkualitas seperti Raphael Varane dan Lisandro Martinez. Cedera dan inkonsistensi performa di sektor pertahanan telah menjadi masalah berulang bagi United.
Harry Maguire, yang sempat menjadi kapten tim. Telah mengalami penurunan performa dan sering kali di kritik karena penampilannya yang kurang meyakinkan. Sementara itu, pemain seperti Luke Shaw dan Aaron Wan-Bissaka kadang-kadang tampil baik, tetapi juga memiliki kelemahan dalam hal konsistensi.
Untuk bersaing di level tertinggi, United harus memperkuat lini pertahanan mereka. Baik melalui pelatihan taktik yang lebih baik atau mendatangkan pemain baru di posisi bek tengah dan bek sayap. Memiliki lini pertahanan yang solid akan memberikan kepercayaan diri lebih kepada pemain depan. Untuk bermain lebih menyerang tanpa takut kebobolan di serangan balik.
Pemanfaatan Pemain Muda
Manchester United di kenal sebagai klub yang sering kali mempromosikan pemain muda dari akademi mereka. Nama-nama besar seperti Ryan Giggs, Paul Scholes, dan David Beckham muncul dari sistem akademi United. Namun, dalam beberapa musim terakhir, pemanfaatan talenta muda di tim utama kurang maksimal.
Meskipun ada pemain seperti Marcus Rashford dan Mason Greenwood yang menunjukkan potensi besar. Beberapa pemain muda lainnya tidak mendapatkan kesempatan yang cukup untuk berkembang di tim utama. Jadon Sancho, yang di beli dengan harga tinggi, juga belum memenuhi ekspektasi. Meski ia masih muda dan memiliki waktu untuk membuktikan dirinya.