livescoreasianbookie.com – Di malam yang terasa seperti kesempatan emas bagi AS Monaco di grup Liga Champions, mereka justru terjebak dalam rapat dinding pertahanan Tottenham yang digalang oleh kiper luar biasa. Hasil imbang 0-0 di Stade Louis-II pada 22 Oktober 2025 memperpanjang rasa frustrasi Monaco dan memberikan Spurs poin berharga di tengah performa yang tak konsisten.
Monaco mendominasi permainan—lebih dari 20 tembakan, penguasaan bola tinggi, tekanan terus-menerus—namun tak satu pun bola berakhir di dalam gawang. Tottenham, meski sangat sedikit menyerang, berhasil membawa pulang satu poin besar lewat keajaiban kiper Guglielmo Vicario yang melakukan delapan penyelamatan kritis.
Latar Belakang Pertandingan
AS Monaco: Peluang untuk Memperbaiki
Monaco masuk ke laga ini dengan ambisi untuk mendapatkan kemenangan pertama di grup setelah hasil kurang ideal. Di bawah pelatih baru Sébastien Pocognoli, klub Liga 1 Prancis ini mencoba membalikkan momentum. Namun fakta bahwa mereka belum menang dan berada di zona eliminasi menghadirkan tekanan besar. 
Kelemahan yang selalu muncul: efektivitas finishing, tekanan di fase akhir, dan pertahanan yang mudah kehilangan ritme. Semua faktor menjadi catatan sebelum kick-off.
Tottenham Hotspur: Bertahan dengan Spirit
Tottenham datang dengan beban sendiri—meski memiliki rekor tak terkalahkan di awal musim Eropa, performa mereka domestik dan peluang besar belum sepenuhnya meyakinkan. Bersua Monaco, Spurs tahu bahwa bisa saja mereka dikalahkan secara taktis jika tidak tampil penuh disiplin. Namun mereka mempunyai kiper Vicario yang mulai menunjukkan performa kembali naik. 
Dengan absennya beberapa pemain, manajer Thomas Frank harus memilih formasi dan taktik yang lebih pragmatis: menyerang lebih sedikit, pertahankan blok, dan manfaatkan peluang balik cepat.
Statistik & Fakta Kunci Sebelum Kick-Off
- 
Monaco melepaskan 23 tembakan dalam pertandingan ini — angka yang sangat tinggi untuk laga kompetitif Eropa. 
- 
Spurs hanya mendapatkan satu poin, namun itu membuat mereka tetap tak terkalahkan di Champions League musim ini: 1 menang, 1 seri dari tiga laga. 
- 
Monaco masih belum memenangkan laga grup, dan hasil ini memperburuk posisi mereka—mereka tetap di zona eliminasi. 
- 
Vicario mencatat delapan penyelamatan — performa yang jarang terjadi dalam satu pertandingan besar Eropa. 
Jalannya Pertandingan
Babak Pertama: Monaco Tekan, Spurs Bertahan
Sejak peluit awal, Monaco tampil agresif. Mereka menekan tinggi, memanfaatkan sisi sayap serta serangan melalui Maghnes Akliouche dan kecepatan Folarin Balogun. Peluang datang cepat: menit ke-10 Balogun membobol pertahanan Spurs tapi Vicario melakukan penyelamatan gemilang.
Tottenham, di sisi lain, memilih menunggu, membiarkan Monaco menguasai bola namun menjaga jarak dan mencoba serangan balik. Tetapi di babak pertama, dominasi lapangan jelas ada di pihak Monaco.
Menjelang akhir babak pertama, Monaco mulai lebih agresif—Gol seakan menanti, namun penyelesaian dan keputusan akhir masih kurang tajam. Spurs bertahan dengan rendah hati, menutup lini tengah dan memperketat area penalti.
Babak Kedua: Tekanan Meningkat, Spurs Selamat
Babak kedua Monaco terus menekan, mengganti dan mencoba variasi. Namun, setiap peluang besar mereka dihalau oleh Vicario atau melebar. Salah satu momen penting: Jordan Teze menyundul dari jarak dekat, namun kiper Spurs kembali gemilang. 
Monaco pada menit ke-67 menciptakan peluang besar—Aleksandr Golovin memanfaatkan space bebas dan melepaskan tembakan melengkung yang tampak akan masuk, namun Vicario kembali memblok dengan gemilang.
Seiring waktu berjalan, frustrasi mulai muncul di tim tuan rumah. Spurs sendiri sesekali mencoba menekan melalui Richarlison atau Serhou Guirassy, namun tak benar-benar mengancam gawang Monaco. Skor 0-0 bertahan hingga akhir, Monaco meninggalkan stadion dengan rasa kecewa, Spurs dengan rasa lega.
Analisis Taktik
Monaco – Dominasi Statistik, Tapi Kekurangan Finisher
Monaco memilih taktik penguasaan bola dan tekanan tinggi—menyerang dari sayap, membongkar pertahanan lawan lewat umpan diagonal dan pemanfaatan ruang. Formasi 4-3-3 dengan Balogun sebagai ujung tombak serta dukungan Golovin di lini tengah memberikan struktur ofensif yang jelas.
Namun, terlalu banyak fokus pada penguasaan membuat mereka lupa bahwa finishing dan efisiensi menjadi kunci. Statistik xG mereka mendekati 2.5, namun nol gol menjadi bukti bahwa converting chance masih jauh dari ideal.
Di sisi pertahanan, ketika tekanan meningkat—apalagi ketika mereka belum berhasil mencetak gol—mental tim mulai goyah. Spurs menunjukkan bahwa mereka bisa bertahan dengan metode yang sederhana tapi efektif.
Tottenham – Discipline, Kiper Gemilang, Dan Transisi Cepat
Tottenham tahu bahwa malam ini bukan tentang menyerang — tapi bertahan dengan rapi dan memanfaatkan peluang. Formasi defensif mereka tampak 5-4-1 atau 4-1-4-1 tergantung fase. Fokus utama: blok pertahanan rapat, pressing terkoordinasi, dan kiper sebagai pahlawan.
Vicario secara individu mengangkat timnya: 8 penyelamatan, termasuk dua atau tiga yang bisa menjadi gol. ESPN.com
Serangan balik Tottenham mungkin sedikit, namun cukup untuk memberi ancaman terhadap Monaco jika tuan rumah lengah. Hal ini membuat Monaco harus tetap mengawal penuh dan tak boleh lengah—yang pada akhirnya meningkatkan tekanan mereka sendiri.
Implikasi & Dampak untuk Kedua Klub
Untuk Monaco
Hasil imbang ini terasa seperti dua poin yang hilang lebih dari satu poin yang didapat. Dengan dominasi penuh di lapangan namun tak mampu menang, tekanan terhadap pelatih Pocognoli meningkat. Klub yang berburu gelar domestik dan performa Eropa harus segera memperbaiki finishing mereka agar tak tertinggal di grup.
Statistik menunjukkan bahwa mereka bermain seperti tim besar, namun akhir‐akhir ini tim besar sering kalah 0-0 karena tidak bisa mengeksekusi. Jika Monaco terus demikian, peluang lolos ke babak knockout bisa sangat kecil.
Untuk Tottenham Hotspur
Bagi Spurs, satu poin dari lapangan yang sulit seperti Monaco adalah hasil yang sangat bagus dalam kondisi performa yang tak optimal. Ini menjaga mereka tetap tak terkalahkan di Champions League dan memberi dasar untuk membenahi aspek ofensif yang masih lemah.
Namun tak berarti Spurs boleh puas—serangan mereka minim, penguasaan bola rendah, dan mereka bergantung pada kiper. Untuk berkembang, mereka harus menambah agresivitas dan kreativitas di depan gawang.
Pemain Kunci & Data Individu
- 
Guglielmo Vicario (Tottenham): Pahlawan malam itu dengan 8 penyelamatan, beberapa di antaranya peluang bersih Monaco. Tanpa dia, pertandingan bisa berakhir sangat berbeda. 
- 
Maghnes Akliouche (Monaco): Pemain yang sering merusak ritme Spurs dengan dribel sisi dan umpan kreatif—menunjukkan kualitas besar meskipun timnya tak bisa menang. 
- 
Folarin Balogun (Monaco): Beberapa peluang besar dibuatnya—termasuk lob melewati kiper—namun penyelesaian akhir gagal. 
- 
Jordan Teze (Monaco): Sundulannya dari umpan silang menegaskan dominasi Monaco udara. Namun tak mampu menembus gawang. 
Statistik Tambahan & Fakta Menarik
- 
Monaco melepaskan 23 tembakan; Spurs memberi 8–10 peluang kepada Monaco tapi tak kebobolan. 
- 
xG Monaco sekitar 2.4; xG Spurs jauh lebih rendah—yang menunjukkan ketidakmampuan Monaco memanfaatkan peluang. 
- 
Spurs mempertahankan clean sheet di pertandingan penting meskipun hanya bermain satu potensi ancaman nyata. 
- 
Absennya Cristian Romero dan Destiny Udogie di pertahanan Spurs membuat tugas lebih berat—namun inci Vicario dan koordinasi bek berhasil menjaga pertahanan tetap bersih. 
Refleksi & Pelajaran dari Pertandingan
- 
Dominasi dalam penguasaan bola dan tembakan tak menjamin kemenangan—finishing dan kinerja individu (kiper/pertahanan) bisa menciptakan perbedaan besar. 
- 
Dalam kompetisi seperti Champions League, tim yang “sedikit” mendapat peluang bisa menjadi yang paling berbahaya jika memanfaatkan dengan benar dan bertahan dengan rapi. 
- 
PSG, Manchester City dan tim besar lainnya sering menunjukkan bahwa efektivitas lebih penting dari kontrol total—Monaco harus belajar ini. 
- 
Sementara Spurs harus menyadari bahwa clean sheet bagus tapi tiada gol tidak bisa menjadi strategi bertahan sepanjang musim—mereka perlu menyeimbangkan. 
Pertandingan Monaco vs Tottenham menampilkan narasi klasik: tim yang mendominasi tapi tak bisa menang, dan tim yang bertahan rapat serta memanfaatkan faktor eksternal (kiper, peluang terbatas) untuk mendapatkan hasil.
Monaco keluar frustrasi—mereka tampil seperti pemenang tapi tak bisa meraih tiga poin. Tottenham pulang lega—hasil kecil tapi sangat berharga dalam konteks grup.
Bagi Monaco, waktu untuk berubah adalah sekarang: ubah peluang jadi gol, buat finishing menjadi tajam. Bagi Tottenham, ini fondasi—bersihkan pertahanan, tapi mulai cari jalan ke gawang lawan lebih sering.
Hari ini, Vicario adalah pahlawan; tapi jalan ke puncak grup masih panjang untuk kedua tim.
