livescoreasianbookie – Kekalahan menyakitkan dari Arsenal di perempat final Liga Champions musim ini bukan hanya mengguncang ruang ganti Real Madrid, tapi juga langsung menimbulkan pertanyaan besar: Apakah ini akhir dari era Carlo Ancelotti di Santiago Bernabéu? Sang pelatih kawakan asal Italia itu kini berada di bawah sorotan tajam setelah Los Blancos gagal melangkah ke semifinal kompetisi Eropa yang begitu mereka kuasai selama dua dekade terakhir.
Tersingkir dari Liga Champions secara dramatis — dan lebih dari itu, dikalahkan oleh tim yang relatif baru di panggung besar seperti Arsenal — menjadi pukulan telak bagi klub dengan DNA juara Eropa. Dan di tengah tekanan dari para fans, media, serta ekspektasi tinggi Florentino Pérez, rumor pemecatan Ancelotti pun mulai merebak.
Kronologi Kekalahan Menyakitkan
Setelah hasil imbang 1-1 di leg pertama yang berlangsung di Santiago Bernabéu, Real Madrid datang ke Emirates Stadium dengan harapan besar. Namun yang terjadi di London justru menjadi malam yang penuh frustasi bagi tim ibukota Spanyol. Dengan permainan menekan dan disiplin tinggi dari Arsenal, Madrid dipaksa bermain di bawah tekanan sepanjang laga.
Gol penentu kemenangan Arsenal dicetak oleh Bukayo Saka di menit ke-72, dan meskipun Madrid mencoba bangkit di menit-menit akhir, skor 2-1 untuk The Gunners tak berubah hingga peluit panjang dibunyikan. Hasil agregat 3-2 pun memastikan Arsenal melaju ke semifinal dan Real Madrid harus pulang lebih awal.
Kekecewaan Fans dan Tekanan Media
Tak butuh waktu lama setelah kekalahan tersebut, media Spanyol mulai membahas masa depan Carlo Ancelotti secara terbuka. Judul-judul utama seperti “Fin del Ciclo” (Akhir Sebuah Era) dan “¿Adiós, Carlo?” mulai menghiasi laman depan surat kabar olahraga ternama seperti Marca, AS, dan Sport.
Di media sosial, sejumlah fans Madrid menyuarakan ketidakpuasan mereka atas gaya bermain tim yang dinilai “terlalu pasif” dan “kurang kreatif”. Banyak yang menyebut bahwa skuad yang dimiliki saat ini — penuh dengan talenta muda seperti Jude Bellingham, Vinícius Jr., Rodrygo, dan Eduardo Camavinga — seharusnya mampu bermain lebih progresif, bukan terjebak dalam gaya konservatif ala Ancelotti.
Tagar seperti #AncelottiOut bahkan sempat trending di X (sebelumnya Twitter), menandakan bahwa suara-suara ketidakpuasan mulai terdengar semakin lantang.
Baca Juga :
- Xabi Alonso: Pengganti Sempurna untuk Ancelotti di Real Madrid
- Andre Onana, Inilah Rencana Ruben Amorim
Performa Madrid Musim Ini: Tidak Buruk, Tapi Kurang Istimewa
Secara objektif, musim 2024/2025 Real Madrid sejatinya tidak buruk. Mereka masih bersaing di La Liga, meskipun tertinggal dari Girona dan Barcelona dalam klasemen sementara. Mereka juga telah mencapai final Copa del Rey yang akan digelar bulan depan.
Namun bagi klub sekelas Madrid, pencapaian seperti itu belum cukup. Standar mereka adalah menjuarai Liga Champions, bukan sekadar ikut berkompetisi. Berita bola Terlebih dengan skuad penuh bintang dan investasi besar, ekspektasi publik jelas sangat tinggi.
Banyak yang menilai bahwa kekalahan dari Arsenal menyoroti kekurangan Ancelotti dalam memaksimalkan potensi skuad muda Madrid. Strategi yang terlalu mengandalkan pengalaman pemain senior seperti Toni Kroos dan Luka Modric dianggap menghambat perkembangan generasi baru.
Apa Kata Carlo Ancelotti?
Dalam konferensi pers usai laga, Ancelotti terlihat tenang namun jelas kecewa. Ia mengakui keunggulan Arsenal namun juga menegaskan bahwa timnya “tidak bermain seburuk itu”.
“Kami kalah dari tim yang sangat bagus malam ini. Mereka bermain dengan intensitas tinggi, dan kami tidak cukup tajam. Tapi saya bangga dengan pemain saya. Kami akan menganalisis musim ini secara keseluruhan,” ujar Ancelotti.
Ketika ditanya soal masa depannya, pelatih berusia 65 tahun itu menjawab diplomatis:
“Saya masih punya kontrak. Saya akan bicara dengan presiden dan klub, lalu kita lihat apa yang terbaik.”
Jawaban tersebut semakin memicu spekulasi bahwa keputusan penting sedang dibahas di level manajemen tertinggi klub.
Florentino Pérez: Diam yang Menegangkan
Presiden Real Madrid, Florentino Pérez, dikenal sebagai sosok tegas yang tidak segan mengganti pelatih jika merasa klub tidak berada di jalur yang benar. Beberapa pelatih top seperti José Mourinho, Rafael Benítez, hingga Julen Lopetegui pernah merasakan kerasnya kursi panas di Bernabéu.
Hingga artikel ini ditulis, Pérez belum mengeluarkan pernyataan resmi soal masa depan Ancelotti. Namun sumber internal klub menyebut bahwa dewan direksi tengah mengadakan rapat darurat untuk membahas evaluasi musim ini, termasuk potensi pergantian pelatih.
Banyak yang percaya bahwa hasil laga final Copa del Rey nanti akan menjadi faktor penentu. Jika Madrid gagal meraih trofi domestik, peluang Ancelotti bertahan akan sangat kecil.
Siapa Pengganti Potensial Ancelotti?
Jika benar Ancelotti akan dilepas, siapa yang bisa menggantikannya? Beberapa nama telah muncul dalam bursa rumor:
-
Xabi Alonso
Mantan gelandang Madrid ini tengah bersinar bersama Bayer Leverkusen. Banyak yang melihatnya sebagai pilihan ideal — muda, cerdas, dan paham kultur Madrid.
-
Zinedine Zidane
Kembalinya Zidane selalu menjadi kemungkinan dalam situasi krisis. Ia punya rekam jejak gemilang, namun belum jelas apakah tertarik melatih lagi dalam waktu dekat.
-
Julian Nagelsmann
Pelatih muda Jerman ini sempat melatih Bayern Munich dan kini menangani tim nasional Jerman. Kemampuan teknisnya dinilai cocok untuk proyek jangka panjang Madrid.
-
Raúl González
Legenda hidup klub ini telah membuktikan kemampuannya di tim Real Madrid Castilla. Ia dipandang sebagai “Zidane berikutnya”, menunggu waktu untuk naik ke tim utama.
Dukungan dari Skuad? Campur Aduk
Di ruang ganti, situasinya juga tak sepenuhnya solid. Beberapa pemain senior seperti Modric dan Kroos jelas mendukung Ancelotti, karena sang pelatih selalu memberi mereka kepercayaan tinggi.
Namun, di kalangan pemain muda, kabarnya ada perasaan frustrasi atas kurangnya kebebasan taktik dan rotasi yang kurang merata. Beberapa di antara mereka, secara anonim, mengatakan bahwa mereka ingin “gaya bermain yang lebih modern dan dinamis”.
Ketimpangan generasi ini menjadi salah satu tantangan Ancelotti musim ini — dan bisa jadi salah satu faktor yang mendorong pergantian pelatih.
Apakah Pemecatan Solusi Terbaik?
Meski tekanan untuk mengganti Ancelotti tinggi, tidak semua pihak setuju bahwa pemecatan adalah solusi terbaik. Beberapa analis menilai bahwa kestabilan penting untuk transisi generasi pemain Madrid. Mereka berpendapat bahwa Ancelotti tetap bisa menjadi figur transisional hingga pelatih muda seperti Xabi Alonso siap mengambil alih sepenuhnya.
Namun, di klub sebesar Madrid, waktu dan kesabaran adalah dua hal yang langka. Jika hasil tidak sesuai harapan, perubahan cepat hampir selalu jadi jawabannya.
Masa Depan Ancelotti di Ujung Tanduk
Kekalahan dari Arsenal bisa menjadi momen titik balik — bukan hanya untuk Real Madrid, tapi juga untuk karier Carlo Ancelotti. Meski ia telah memberikan banyak gelar, termasuk dua Liga Champions, tekanan untuk terus menang tidak pernah surut di Bernabéu.
Dengan kompetisi domestik yang belum tentu dimenangkan dan Liga Champions yang kembali lepas dari genggaman, masa depan Don Carlo kini benar-benar dipertanyakan. Apakah dia akan diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya musim depan, ataukah Madrid akan memulai babak baru bersama wajah baru?
Satu hal yang pasti: di Real Madrid, sejarah seberapa indah pun tak menjamin masa depan. Dan Carlo Ancelotti mungkin akan segera merasakannya sekali lagi.